Arkeolog Temukan Toko Makanan Jalanan Kuno di Pompeii yang Telah Lama Terkubur Letusan Gunung Berapi

- 27 Desember 2020, 15:55 WIB
Foto Dokumentasi Reuters
Foto Dokumentasi Reuters /


MEDIAKUPANG.COM, ROMA  - Para arkeolog menemukan toko makanan jalanan kuno di Pompeii yang telah terkubur dalam letusan gunung berapi pada tahun 79 M.

Toko makanan dan minuman panas fresco yang menyajikan makanan jalanan kuno, dikenal sebagai termopolium, bahasa Latin untuk konter minuman panas, toko itu ditemukan di situs Regio V di taman arkeologi, yang belum dibuka untuk umum, dan diresmikan pada hari Sabtu.

Jejak makanan berusia hampir 2.000 tahun ditemukan di beberapa toples terra cotta dalam berisi makanan panas yang kemudian diturunkan oleh penjaga toko ke dalam meja dengan lubang melingkar.

Bagian depan konter dihias dengan lukisan dinding berwarna cerah, beberapa yang menggambarkan binatang yang menjadi bagian dari bahan makanan yang dijual, seperti ayam dan dua ekor bebek yang digantung terbalik.

“Ini adalah penemuan yang luar biasa. Ini pertama kalinya kami menggali seluruh termopolium," kata Massimo Ossana, direktur taman arkeologi Pompeii seperti dikutip mediakupang.com dari Reuters Minggu 27 Desember 2020.

Arkeolog juga menemukan mangkuk minum perunggu berdekorasi yang dikenal sebagai patera, toples keramik yang digunakan
untuk memasak semur dan sup, termos anggur, dan amphora.

Pompeii, 23 km (14 mil) tenggara Napoli, adalah tempat tinggal sekitar 13.000 orang saat itu terkubur di bawah abu, kerikil batu apungdan debu saat menahan kekuatan letusan setara bom atom.

“Analisis awal kami menunjukkan bahwa gambar yang digambar di bagian depan konter, mewakili, setidaknya sebagian,makanan dan minuman yang dijual di sana,” kata Valeria Amoretti, antropolog situs.

Amoretti mengatakan jejak daging babi, ikan, siput, dan daging telah ditemukan di dalam wadah, penemuan yang dia sebut sebagai  "kesaksian atas berbagai macam produk hewani yang digunakan untuk menyiapkan hidangan". sekitar dua pertiga dari kota kuno seluas 66 hektar telah ditemukan.

Reruntuhan tidak ditemukan sampai tanggal 16 abad dan penggalian terorganisir dimulai sekitar 1750.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x