Mimpi Buruk Pekerja Migran di Depo Tahanan Imigrasi Malaysia

- 13 Desember 2022, 23:59 WIB
Ilustrasi pekerja migran yang frustrasi di rumah tahanan imigrasi
Ilustrasi pekerja migran yang frustrasi di rumah tahanan imigrasi /AM/Pexels/Kat Smith

Kedua, pihak Jawatan Imigresen mengklaim telah memberikan makanan sesuai standar dan perlakuan yang layak bagi para tahanan.

Menanggapi pernyataan tersebut Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan obat-obatan dan kebutuhan dasar lainnya sejak tahun 2020 hingga saat ini.

Selain itu, Koalisi Buruh Migran Berdaulat juga melakukan monitoring terhadap situasi dan kondisi tahanan Detensi Imigrasi di Sabah sejak 2020 hingga saat ini dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan deportan yang dideportasi ke Indonesia melalui Nunukan, Kalimantan Utara.

Temuan koalisi Buruh Migran Berdaulat pada Desember 2019-September 2020 menyibak fakta yang mengejutkan. Dalam Laporan Pertama: “Kondisi migran Indonesia yang dideportasi selama masa Covid-19 dari Sabah, Malaysia ke Indonesia (Desember 2019-September 2020)” ditemukan bahwa para tahanan di Pusat Tahanan Sementara (PTS) mendapatkan perlakuan dan penghukuman yang tidak manusiawi, merendahkan secara rutin, sistematis dan massal.

Mereka yang ditahan mengalami pemerasan, perampasan atas benda milik pribadi, dan eksploitasi terhadap deportan anak.

Tidak cukup sampai di situ, kondisi dan fasilitas Pusat Tahanan Sementara yang tidak layak mengakibatkan mayoritas buruh migran yang ditahan menderita berbagai penyakit, tekanan mental, bahkan meninggal dunia.

Menurut investigasi, fasilitas di sana tidak memperhatikan kebutuhan khusus dari kelompok rentan, termasuk perempuan, perempuan hamil, anak-anak, dan orang usia lanjut.

Penahanan yang berlarut-larut terhadap para buruh migran merupakan akibat dari prosedur administrasi deportasi yang kompleks dan tidak efisien. Dalam Laporan Kedua: “Didera Razia dan Pandemi: Kondisi Buruh Migran Perkebunan Sawit di Sabah (2021)” menguraikan bahwasanya sejak Januari sampai November 2020, pemerintah Sabah telah menangkap setidaknya 12,800 migran tidak berdokumen.

Angka ini lebih sedikit dari jumlah tahanan imigrasi yang berhasil dideportasi sepanjang tahun 2020, sejumlah 7,673. Tingginya jumlah penangkapan dibanding jumlah deportasi menjadi salah satu penyebab berbagai pusat tahanan menjadi semakin penuh sesak.***

Halaman:

Editor: Ardy Milik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x