Nyawa Pekerja Migran Melayang dalam Tahanan Imigrasi Malaysia (Bagian Kedua-selesai)

- 18 Desember 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi eksploitasi pekerja migran di rumah tahanan Imigrasi
Ilustrasi eksploitasi pekerja migran di rumah tahanan Imigrasi /AM/Freepik/bedneyimages

MEDIA KUPANG-Video yang tersebar luas mengenai kondisi Depo Tahanan Imigrasi (DPI) Malaysia memicu kecaman publik. Dari video yang beredar luar terungkap fakta menyedihkan mengenai kondisi para pekerja migran Indonesia di rumah tahan imigrasi Malaysia.

Video tersebut seolah melengkapi investigasi Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) atas para pekerja migran yang ditahan dalam rumah tahanan dan yang telah dideportasi kembali ke Indonesia.

Menurut Koalisi Buruh Migran Berdaulat sesuai rilis yang diterima redaksi, pada periode Januari 2021 sampai Maret 2022, sedikitnya Tujuh Belas tahanan berkewarganegaraan Indonesia di Depo Tahan Imigrasi-Tawau telah meninggal dunia ketika menunggu proses deportasi. Hanya dalam Lima bulan, Empat belas nyawa melayang yakni pada bulan Juli sampai November 2021.

Baca Juga: Mimpi Buruk Pekerja Migran di Depo Tahanan Imigrasi Malaysia

Dalam Laporan Ketiga berjudul: “Seperti Di Neraka, Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi Di Sabah, Malaysia” (2022), menyibak tabir gelap Depo Tahanan Imigrasi Malaysia. Berbagai fakta menyeruak ke permukaaan, menunjukan bahwa Malaysia sama sekali tidak menghormati martabat manusia Indonesia.

Hampir seluruh deportan terkecuali yang berasal dari Depo Tahanan Imigrasi-Sandakan menderita penyakit kulit akut. Baik bayi, anak-anak, orang dewasa dan lanjut usia menderita penyakit kulit, terutama skabies (kudis). Mulai dari yang infeksinya hanya terjadi pada bagian tubuh tertentu, hingga telah menyebar ke sekujur tubuh. Dari yang tampak ringan sampai bernanah.

Seorang deportan anak berusia tujuh tahun yang menyaksikan ibunya meninggal di Depo Tahanan Imigrasi-Sandakan. Selama enam bulan dalam tahanan, ibunya mengeluhkan sakit pada bagian perut dan kesulitan bangun. Namun bantuan medis terlambat. Ibunya baru dilarikan kerumah sakit ketika keadannya semakin buruk. Seminggu setelah itu, sang anak mendapat kabar jika ibunya sudah meninggal.

Penderitaan seolah tak berujung. Ruang tahanan depo imigrasi penuh sesak, kotor dan tanpa sinar matahari. Pada Depo Tahan Imigrasi di Sabah mengalami persoalan kelebihan kapasitas. Dengan rata-rata luas Delapan kali Dua Belas meter, setiap blok umumnya dihuni oleh 200-260 orang. Setiap rumah tahanan diperkirakan memiliki Sepuluh sampai Empat Belas blok di dalamnya.

Blok tahanan juga sering terkena kemasukan air hujan. Beberapa blok sangat bau karena kondisi toilet yang penuh dengan kotoran. Kondisi di Sandakan sedikit lebih baik karena air bersih mengalir selama dua puluh empat jam dan kondisinya tidak penuh sesak.

Halaman:

Editor: Ardy Milik

Sumber: migran berdaulat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x