Jalan ke Desanya Rusak Parah, Pendemo Ini 'Teteskan Air Mata' Di Depan Jaksa Kejari Alor

- 10 Februari 2022, 16:39 WIB
Foto kondisi jalan rusak parah di ruas Joe-Manetwati (foto fb YA)
Foto kondisi jalan rusak parah di ruas Joe-Manetwati (foto fb YA) /

 

MEDIA KUPANG - Ada sedikit pemandangan yang berbeda ketika massa yang tergabung dalam Alor Coruption Watch (ACW) melakukan aksi demonstrasi di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Alor, pada Kamis 10 Februari 2022.

Karena rasa percayanya yang kuat akan kinerja Kejari Alor saat ini dan kondisi jalan ke kampungnya yang rusak parah, sehingga salah seorang pendemo dalam menyampaikan laporannya dengan intonasi sedih seakan meneteskan air matanya saat melakukan audiens dengan Jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Alor, Kasie Intel, Gde Indra dan Kasie Pidsus, Ardi P. Wicaksono di Ruang Kerja Kasie Intel.

Seperti yang disaksikan MEDIA KUPANG, awal audiens secara bergilir sejumlah pendemo menyampaikan sekaligus mempertanyakan sejauhmana penangganan Kejari Alor terhadap sejumlah kasus yang diusut secara lugas.

Namun ketika tiba pada giliran Yohanis Atamai, salah seorang warga yang tergabung dalam aksi itu, suasana audiens sedikit berubah. Pasalnya ditengah pengaduannya, tiba-tiba terdengar suara Yohanis sedikit berubah dengan intonasi sedih seperti tengah meneteskan air mata.

"Terimakasih ade-ade ACW yang sudah melakukan aksi ini. Saya ikut aksi ini karena saya percaya Kejari Alor saat ini kinerjanya luar biasa. Saya datang untuk melaporkan kondisi jalan ruas Joe-Manetwati yang rusak parah. Jalan ini dikerjakan tahun 2017 namun sudah rusak," ungkap Yohanis.

Menurut Atamai, masalah pekerjaan jalan tahun 2017 yang diduga tidak bermutu itu, pada tahun 2017 dirinya bersama KNPI pernah datang ke Kejaksaan untuk melaporkannya. Ketika itu Kejaksaan Alor menindaklanjuti dan turun bersamanya untuk melakukan pulbaket. Namun setelah itu hingga saat ini tidak ada kabar beritanya.

"Saya lihat Jaksa hari ini (maksudnya saat ini) kerja baik, sehingga saya yakin kasus tentang jalan ke kampung saya yang sudah saya laporkan akan ada kejelasannya," tandas Yohanis.

Yohanis mengungkapkan, warga desa itu cukup menderita, karena kondisi jalannya rusak parah dan harga ojek tinggi. Ojek dari kampung (Manetwati) datang Kota Kalabahi harganya Rp100 ribu. Pulang dari kota ke desa juga sama. Sehingga biaya ojek yang disiapkan dalam setiap perjalanan Rp200 ribu.

Yohanis ketika itu juga mempertanyakan kepada Jaksa, apakah sebuah proyek yang telah ditenderkan dapat dialihkan lagi lokasinya. Dirinya bertanya tentang hal tersebut, karena data yang diperolehnya pada tahun 2016 dalam pengumuman LPSE ada tercantum proses tender proyek ruas Jalan Joe-Manetwati dengan anggaran sekitar Rp400 juta. Namun dirinya sebagai anak kampung yang setiap waktu melintasi ruas jalan itu tidak pernah menemukan ada pekerjaan sedikit pun di tahun 2016 tersebut.

Demo ACW ke Kantor Kejari Alor
Demo ACW ke Kantor Kejari Alor

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x