Bunda Maria Bagi Orang Katolik

- 15 Agustus 2022, 09:57 WIB
Maria Asumpta Nusantara di Festival Golo Koe, Labuan Bajo
Maria Asumpta Nusantara di Festival Golo Koe, Labuan Bajo /AS Rabasa

MEDIA KUPANG - Maria Bunda Yesus, karena peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda pengantara kita. Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari Perawan Maria.Peranannya dalam sejarah keselamatan begitu penting, oleh karena keterpilihannya menjadi seorang Co-Redemtriks (Rekan Penebusan). Ia dirahmati secara khusus oleh Allah di dalam panggilannya menjadi Bunda Allah (bdk. Luk.. 1:28).

Allah memilih Bunda Maria untuk menjadi ibu Tuhan (Theotokos); karenanya, ia dipersiapkan secara khusus, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Ia tetap perawan (Dogma 1854). Oleh rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala noda dosa, ia hidup tanpa cela. Keterpilihannya menjadi Ibu Tuhan membuka kembali pintu surga yang telah ditutup karena dosa Hawa.Ia adalah Hawa baru, ibu dari semua yang hidup, sebagaimana Kristus adalah Adam baru. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan kehendak Allah menjadikan dia sangat berkenan di hadapan Allah. Ia adalah makhluk yang paling sempurna dari semua ciptaan. Bunda Maria adalah model iman yang harus diteladani, iman penuh penyerahan, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” (Luk. 1:38) Maria adalah contoh dan teladan Geraja yang ulung (LG.53).

Magnificatnya (Luk. 1:46-55), mengungkapkan suatu pujian yang sangat indah kepada Allah, karena Allah menggenapi Firman-Nya, yang disampaikan-Nya melalui para nabi, tentang kedatangan Putera Allah yang menyelamatkan dunia. Keselamatan yang dinanti-nantikan itu, kini terlaksana dalam dan melalui Maria.Terlebih lagi Allah memilih orang yang kecil dan sederhana seperti dia (Maria) untuk menjadi ibu Tuhan.Jiwa Maria sungguh sederhana, tetapi justru dalam kesederhanaannya Allah memilih dia. Ia adalah ibu Tuhan yang berbahagia dan bersahaja. (bdk Luk.1:48)

Baca Juga: Kondisi dan Cara Menghadapi Kondisi Dalam Kehidupan

Mengapa Orang Katolik Menghormati Maria?

Ada pemahaman yang keliru mengenai ibadat atau devosi yang dilakukan orang katolik terhadap Bunda Maria. Ada pihak-pihak tertentu yang menuduh orang katolik menyembah Bunda Maria.Tentu saja tuduhan seperti itu tidak benar, karena Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan tentang penyembahan kepada Maria. Orang Katolik sama sekali tidak menyembahMaria tetapi menghormatinya! Bagaimanapun tingginya derajat Maria, ia tetaplah ciptaan sama seperti kita, dan suatu ciptaan tidak dapat disembah. Tuhan sajalah yang patut kita sembah. (bdk. Mrk 4:10) Gereja Katolik hanya mengajarkan penghormatan kepada Maria yang merupakan contoh ciptaan Allah yang sempurna, yang patut diteladani kaum beriman, karena peranannya dalam sejarah keselamatan. Jika orang katolik melakukan penyembahan terhadap Maria, itu adalah suatu penyimpangan ajaran Gereja dan merupakan dosa.

Dasar penghormatan Gereja Katolik terhadap Bunda Maria sangat Alkitabiah. Hal itu dijumpai ketika Malaikat Gabriel yang diutus Allah, yang merupakan juru bicara Allah datang kepada Maria, dan menyampaikan kabar, bahwa ia (Maria) akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika Malaikat Gabriel bertemu dengan Maria, ia menyapa Maria dengan suatu sapaan yang begitu hormat: “Salam hai Engkau yang dikaruniai.”(Luk. 1:28) Sapaan ini adalah suatu tanda penghormatan yang istimewa dari Allah terhadap Bunda Maria. Meskipun perkataan itu keluar dari mulut Malaikat Gabriel, tetapi sesungguhnya sapaan ini adalah sapaan Allah sendiri, yang diucapkan-Nya melalui utusan-Nya. Sapaan tersebut menunjukan bahwa Allah begitu menghormati ciptaan-Nya ini.

Kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh Perjanjian Lama atau tokoh-tokoh lain dalam Kitab Suci, tampak adanya perbedaan antara sapaan Allah kepada Maria dan kepada mereka. Misalnya, ketika Malaikat Tuhan berbicara kepada Musa dari dalam semak api yang menyala (Kel. 3:4-5), ketika Allah berbicara kepada Musa diatas Gunung Sinai (Kel. 24:12-18), Malaikat Allah menampakan diri kepada Manoah tentang kelahiran Simson (Hak. 13:1-25), dan sebagainya. Dalam perjanjian Baru, kita jumpai Malaikat Allah berbicara kepada Zakaria di Bait Allah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk. 1:5-24), bahkan Zakaria ketakutan ketika mendengar sapaan malaikat kepadanya. Dari sini tampaklah perbedaan antara sapaan Allah kepada tokoh-tokoh dalam Kitab suci dan kepada Maria, yaitu Allah berbicara dengan penuh hormat kepada Maria, lebih daripada yang lain.

Maria dan Elisabet

Halaman:

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x