Bunda Maria Bagi Orang Katolik

- 15 Agustus 2022, 09:57 WIB
Maria Asumpta Nusantara di Festival Golo Koe, Labuan Bajo
Maria Asumpta Nusantara di Festival Golo Koe, Labuan Bajo /AS Rabasa


Paus Paulus VI, menulis suatu edaran, “Marialis cultus” (Kebaktian kepada Maria), ia menulis: “Berdasarkan pengalaman Gereja Katolik dapat mengatakan, bahwa kebaktian yang kuat kepada Maria membantu manusia untuk menempuh jalan menuju kepada kesempurnaan hidup.

Manusia dewasa ini sering diombang-ambing rasa cemas dan harapan; ia dapat menjadi putus asa jika ingat akan keterbatasannya, tetapi ia juga didorong oleh hasrat tak terhingga; jiwanya gelisah, hatinya tidak tenteram, rohnya dihantui oleh rahasia maut; ia menderita, karena merasa sepi dan sendirian, padahal ia begitu rindu untuk berkawan dan bersekutu; ia merasa lesu dan jemu akan hidup.

Apabila ia memandang Maria sebagaimana Maria hidup didunia ini dan sebagaimana ia sekarang menikmati kesempurnaan di kota Allah, matanya akan menjadi jernih dan ia akan mendengar kata-kata yang memberi semangat kepadanya: Harapan lebih kuat dari kecemasan, persekutuan mengatasi rasa kesepian, damai menang atas kegelisahan, keindahan dan kegembiraan mengalahkan rasa lesu dan jemu akan hidup, keabadian lebih kuat daripada waktu, hidup lebih kuat daripada maut.” Maria adalah penerangan dalam kegelapan hati kita. Kelembutan dan keibuannya selalu terpancar untuk anak-anaknya yang dalam kesusahan hidup di dunia dewasa ini. Pandangannya yang penuh kasih dan mesra memberikan semangat baru dalam hati anak-anaknya.

Jika Gereja Katolik berdevosi kepada Maria, tidak berarti Maria menjadi perantara kepada Bapa atau mengambil alih peran Yesus.Yesus tetap menjadi perantara satu-satunya kepada Bapa. Gereja Katolik berdevosi kepada Maria, karena ia adalah ciptaan Allah yang sempurna dan sangat dekat dengan Allah dan kepada kita anak-anaknya. Ia adalah rekan perantara (Co-Mediatriks) Allah kepada manusia, dalam Yesus Kristus. Kita memperoleh berkat dari Allah melalui Maria dalam Yesus Kristus. Ia hidup dan menjadi Bunda Gereja. Ia adalah penolong kita (Avokata Nostra) dalam bahaya.Tidaklah salah Gereja Katolik bedevosi kepada Bunda Maria. Banyak kita mendengar kesaksian, bagaimana doa yang dipanjatkan dengan perantaraan Bunda Maria terkabul. Ini berarti doa Bunda Maria sangat berkenan kepada Allah.

Baca Juga: Kekuatan Memaafkan: Sebuah Nasihat Katolik Untuk Manusia

Kalau orang katolik membuat patung Bunda Maria dan menyimpannya serta berdoa di depan patung tersebut, tidak berarti mereka menyembah berhala. Tujuan doa itu bukanlah kepada patung tersebut. Patung dibuat, supaya lebih mudah mengingat akan tokoh atau pribadi yang dilukiskan itu. Patung yang dibuat itu dapat dibandingkan dengan selembar foto sorang anak, yang sangat dikasihi ibunya, dan foto itu sering di bawa ke mana saja ia pergi, sebagai ungkapan cinta dan kedekatan serta ikatan batin dari dua pribadi yang bersangkutan. Demikian juga patung Maria yang dibuat, mau menunjukan kedekatan kita dengan dia, dan mempermudah mengingat pribadinya sebagai ibu yang mengasihi dan siap menolong kita.

Di lain pihak, bagaimana pun pentingnya suatu devosi kepada Bunda Maria, tidaklah dapat menggantikan doa-doa resmi Gereja. Doa resmi Gereja harus diutamakan. Doa rosario tidak dapat menggantikan perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah pusat kehidupan katolik, karena Kristus sendirilah yang dikurbankan dalam Ekaristi.

Kadang-kadang kita melihat kenyataan yang terjadi, orang menempatkan Bunda Maria di atas segala-galanya. Orang berdevosi terlalu berlebih-lebihan, seolah-olah mengambil alih peran Allah.Di lain pihak, karena kurangnya pengetahuan orang sampai mengesampingkan peran Maria sebagai ibu Gereja. Ibadat atau devosi yang benar adalah menempatkan kembali Maria pada tempat yang sebenarnya, sebagai Bunda pengantara kita kepada Yesus. Devosi yang benar membawa kita kepada Allah melalui Maria dalam Yesus (Per Mariam at Jesum). Devosi yang benar harus mengandung nilai Teologal.

Kesimpulan
Bunda Maria dipilih dan dirahmati secara khusus oleh Allah, untuk melahirkan Petera-Nya. Rahmat yang diperoleh Maria semata-mata karena jasa Yesus Kristus. Maria mengambil bagian secara penuh dalam karya keselamatan Allah bagi manusia, karena melalui dialah, Juruselamat dilahirkan. Karenanya ia menjadi Bunda Allah sekaligus sebagai Bunda Gereja, sebagai ibu yang mempunyai rasa cinta yang besar terhadap Gereja. Kelembutan hati dan kedekatannya kepada Allah, membuat dia menjadi tempat bagi kita anak-anaknya untuk datang memohon bantuan melalui doa-doanya.

Ketaatannya yang sempurna kepada kehendak Allah menjadikan dia (Maria) sangat berkenan di hadapan Allah, sebagai ciptaan yang paling luhur dan sempurna. Imannya yang penuh penyerahan membuat dia sebagai tokoh terbesar dalam Gereja yang patut diteladani. Namun bagaimana pun tingginya derajat Maria, ia tidak dapat disamakan dengan Allah Tritunggal sebagai Pencipta. Ia berada jauh di bawah Allah, sebab dia hanyalah ciptaan Allah sama seperti kita, tetapi ia dilindungi secara khusus, sehingga ia hidup tanpa dosa. Ia tetap perawan. Oleh karena itu, Maria tidak dapat disembah, hanya dihormati sebagai insan Allah, yang mempunyai peranan penting dalam sejarah keselamatan umat manusia. Hanya Allah sajalah yang patut disembah. Karenanya, ibadat kepada Maria harus ditempatkan sebagaiman mestinya sesuai dengan ajaran Gereja. Ibadat atau cinta kepada Maria harus bersifat sekunder, sedangkan ibadat atau cinta kepada Allah harus bersifat primer.***

Halaman:

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x