Akibat desakan yang diberikan oleh pasukan Cakra Biarawa, tanpa berdebat panjang Mayor Jenderal Raden Soeprapto akhirnya ikut dengan rombongan pasukan tersebut segera menuju Lubang Buaya.
Pada pukul 04.00 dini hari Pasukan Penculik Mayor Jenderal S.Parman tiba di Jalan Sera.
Suara gaduh terdengar, Mayor Jenderal S.Parman mengira ada perampokan yang terjadi di sebelah rumahnya namun tenyata suara gaduh tersebut berasal dari Pasukan Cakra Biarawa yang telah memenuhi kediaman Mayor Jenderal S.Parman.
Pimpinan Pasukan tersebut menjelaskan kepada Mayor Jenderal S.Parman bahwa mereka ditugaskan untuk menjemput Mayor Jenderal S.Parman atas perintah langsung dari Presiden Soekarno.
Untuk mengonfirmasi berita tersebut, Mayor Jenderal S.Parman langsung memerintahkan istrinya unutk menghubungi Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Namun Pasukan Cakra Biarawa merusak telephone tersebut. Dan segera membawa Letnan Jenderal Ahmad Yani pergi meninggalkan kediamannya.
Bergeser ke daerah Blok M Kebayoran Baru tepatnya pada Jalan Hasanudin, Pasukan tiba di kediaman Brigadir Jenderal D.I Panjaitan.
Pasukan penculik berusaha memasuki kediaman rumah Brigadir Jenderal D.I Panjaitan.
Namun pasukan tersebut disambut oleh Albert Naiborhn dan Viktor Naiborhn yang pasukan tersebut mengira adalah perampok.
Namun mereka berdua harus gugur dikarenakan oleh penembakan Pasukan Cakra Biarawa.