DPP WKRI Latih Umat Katolik Di Alor Menjadi Fasilitator Penguatan Psykososial, Pranowo:Keluar Dari Zona Nyaman

- 21 Agustus 2022, 19:45 WIB
Ketua WKRI Alor, Basworo Kuntari berikan sambutan
Ketua WKRI Alor, Basworo Kuntari berikan sambutan /

 

DPP WKRI Latih 35 Umat Katolik Di Alor Menjadi Fasilitator Penguatan Psikososial, Pranowo :Keluar Dari Zona Nyaman

MEDIA KUPANG- Sebanyak 35 orang umat Katolik dari dua paroki di Kabupaten Alor, yakni Paroki Yesus Gembala Yang Baik (PYGB) Kalabahi dan Paroki ST. Yakobus Rasul Bukapiting mendapat pelatihan untuk menjadi fasilitator penguatan psikososial bagi masyarakat yang terdampak bencana.

Pelatihan ini merupakan program dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) untuk membantu penguatan secara pshykologi bagi masyarakat yang tertimpa bencana.

Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama dua hari Pada Sabtu 20 Agustus 2022 dan Minggu 21 Agustus 2022 berlokasi Hotel Pulo Alor ini dibuka oleh Romo Rekan Paroki Yesus Gembala Yang Baik (PYGB) Kalabahi, RD. Mario Kosat, Pr didampingi Ketua Divisi Pengembangan Program DPP WKRI, Liest Pranowo dan Ketua DPC WKRI Kabupaten Alor, Basworo W. Kuntari. Hadir juga dalam acara pembukaan tersebut, Pastor Paroki St. Yakobus Rasul Bukapiting, Romo Alfons, Pr.

Pemateri atau nara sumber dalam pelatihan ini selain Liest Pranowo dari DPP WKRI, juga 6 orang lainnya dari WKRI Atambua dan Malaka, yakni Sarinda Dahu, Maria Soi, Nia Tahu Bolan, Filomena Loe, Relly Seran, dan Ocha Seran.

Liest Pranowo dalam sambutannya menjelaskan, program ini merupakan proses resiliensi dan rekonsialisasi terhadap korban bencana untuk bangkit kembali.

Untuk itu fasilitator menjadi perhatian dalam pendampingan, dan DPP WKRI menyiapkan materi dalam dukungan kelompok untuk pemulihan stress korban pasca bencana.

Pelatihan ini, jelas Pranowo, dalam bentuk pertemuan rutin dengan disiapkan 10 modul pelatihan untuk memahami diri dan sesama. Fasilitator nantinya dapat memulihkan trauma korban dan korban tidak melihat bencana akibat masalah alam, tetapi tetap bersyukur apa yang didapat dari lingkungan hidup, atau disebut hidup selaras alam.

Pranowo melanjutkan, fasilitator yang ada harus total dan rela dalam melaksanakan tugas, karena sebagai orang Katolik yang menjadikan Yesus sebagai panutan, maka tidak bisa berada di zona nyaman. Harus keluar dari zona nyaman, dan berpikir out of the box.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x