Rumput Laut Di Wolu Dan Kangge-Kecamatan PBL Terserang Hama, Warga Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

- 8 Oktober 2022, 21:18 WIB
Hasil rumput laut di Wolu (foto dokumentasi)
Hasil rumput laut di Wolu (foto dokumentasi) /

 

Rumput Laut Di Wolu Dan Kangge-Pantar Barat Laut Diserang Hama, Warga Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

MEDIA KUPANG- Budidaya rumput laut petani di Wolu desa Alumang, Kecamatan Pantar Barat Laut (PBL), Kabupaten Alor, Provinsi NTT diinformasikan terserang hama. Akibatnya hasil usaha rumput laut di wilayah tersebut mengalami penurunan produksi yang tajam. Masalah yang sama juga dihadapi masyarakat Pulau Kangge desa Marisa Kecamatan PBL.

Dampak ikutannya masyarakat yang selama ini 'hidup' dari usaha budidaya rumput laut terancam kehilangan mata pencaharian.

"Media tolong tulis dulu agar pemerintah dapat membantu kami masyarakat dalam penangganan hama yang menyerang usaha rumput laut kami. Kasihan kami kehilangan mata pencaharian karena hama merusakkan rumput laut kami," demikian penyampaian salah seorang warga desa Alumang Yahya Charles Wabang melalui sambungan telepon kepada MEDIA KUPANG di Kalabahi, pada Jumat 7 Oktober 2022. Masalah hama menyerang rumput laut di desa itu juga disampaikan seorang pemuda asal desa tersebut, Aldy Mooy.

Yahya mengungkapkan, serangan hama terhadap tanaman rumput laut tersebut telah terjadi sejak tahun lalu. Masyarakat telah berupaya melakukan penangganan, namun tidak bisa teratasi. Di satu sisi oleh Pemerintah, dalam hal ini dari Dinas tekhnis belum ada perhatian untuk masyarakat dalam penangganan komoditas unggulan masyarakat ini.

"Hama yang menyerang ini bukan ice-ice, tetapi ikan. Awalnya ikan kecil- kecil. Namun sekarang yang menyerang ikan karang. Kita gantung rumput laut, kemudian besoknya kita masuk laut cek, rumput laut telah rusak atau habis," jelas Yahya.

Menurut Yahya, akibat serangan hama tersebut membuat kehidupan masyarakat kritis dalam usaha rumput laut ini. Masyarakat yang selama ini mengandalkan hasil rumput laut untuk urusan hidup mereka, saat ini merana dan terancam kehilangan mata pencaharian.

"Mau dibilang 95 persen masyarakat di desa kami hidup dari usaha rumput laut. Hasil rumput laut selama ini sangat membantu hidup kami. Untuk biaya anak sekolah, kebutuhan makan-minum, kebutuhan rumah tangga lainnya, hingga masyarakat memiliki tabungan yang cukup semuanya dari hasil usaha rumput laut," tambah Aldi.

Namun dengan kondisi 1 tahun terakhir ini, kata Aldi, masyarakat cukup merana, hama merusakkan usaha rumput laut masyarakat, dan gilirannya masyarakat mengalami kehilangan mata pencaharian. Sejumlah warga telah meninggalkan kampung, dan pergi merantau untuk bisa mencari pekerjaan di daerah lain guna dapat menghidupi keluarga.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x