Seorang Pemuda Desa 19 Tahun Terancam 15 Tahun Penjara karena “Mainkan” Kemaluan Bocah 5 Tahun Hingga Berdarah

- 17 Maret 2022, 16:46 WIB
RSM, pelaku pencabulan sudah meringkus dalam sel tahanan Polres Lembata.
RSM, pelaku pencabulan sudah meringkus dalam sel tahanan Polres Lembata. /Dok Reskrim

MEDIA KUPANG – Kekerasan seksual terhadap anak dfio bawah umur kembali terjadi di Lembata, NTT. Korbannya, seorang siswi Taman Kanak Kanak di Desa Watokobu, Kecamatan Nubatukan, Lembata, NTT. Pelakunya, warga desa setempat berinisial RSM, 19 tahun.

Bocah yang kemudian diketahui berinisial LP tersebut baru berusia 5 (lima) tahun. Diduga ia menjadi korban kelakukan RSM, yang menggunakan jari tanggannya “memainkan” alat kelamin sang bocah hingga berdarah, pada Senin, 14 Maret 2022, lalu.

Ikhwal ceritanya, berawal saat bocah LP pula sekolah dan mampir di rumah RSM. Ia makan siang disitu bersama keluarga sekitar pukul 12.00 Wita.  

Baca Juga: Biodata dan Profil Siti Anizah, Artis Pemeran Film Layar Lebar Coblos Cinta

Selesai makan siang LP meminta handphone untuk nonton. Lalu, ia menyusuli kakaknya dan RSM yang sedang duduk di atas bale-bale. LP bersandar di badan kakaknya dengan posisi duduk membelakangi sang kakak.

Di saat itulah, RSM memulai aksinya dengan memiringkan badannya dan memasukan tangan kedalam celana LP. Selanjutnya mencabuli dengan memasukan jari ke dalam kemaluan LP.

LP sempat mendorong tangan RSM untuk menghindar namun RMS  tetap memaksa memasukan jarinya hingga LP merasa kesakitan dan kemaluannya berdarah.

Korban sempat memukul tangan RSM dan berupaya untuk menghindar. Akan tetapi, RSM tetap melancarkan aksinya sehingga menimbulkan sakit pada korban.

“Pelaku tetap menusuk paksa jari tangannya lagi kedalam kemaluan korban sehingga korban merasa sakit,” terang Kapolres Lembata melalui Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Jhon Blegur, Kamis (17/3) siang di ruang kerjanya.

Kejadian ini baru diketahui ketika korban berlari sambil menangis ke rumah. Merasa curiga, ibu korban menanyakan apa sebab putrinya menangis. Dengan polosnya, anak usia lima tahun itu pun menceritakan yang sebenarnya.

Halaman:

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x