Kenaikan Harga BBM Tidak Bisa Ditinjau Ulang : Berpatokan Pada Harga Minyak Dunia

14 September 2022, 17:43 WIB
Ilustrasi Presiden Joko Widodo /Tangkap layar YouTube TvOne/

MEDIA KUPANG - Pasca Pemerintah menetapkan kebijakan naikan harga BBM, muncul berbagai reaksi dari kalangan masyarakat.

Bahkan hingga kini, mahasiswa masih melakukan aksi demonstrasi menuntut pemerintah untuk menurunkan kembali harga BBM.

Akan tetapi, Presiden dan jajarannya sudah tidak lagi mengubah keputusannya. Lagi pula, kebijakan naikan harga BBM berpatokan pada harga minyak dunia.

Baca Juga: Daftar Beberapa Negara Termiskin Di Benua Asia : Timor Leste Ada Di dalam Daftar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kenaikan BBM tak lagi bisa ditahan meski terjadi penolakan di kalangan masyarakat.

Kebijakan tersebut harus diambil lantaran ruang APBN sudah sempit untuk menambal subsidi yang terus naik mengikuti harga minyak dunia.

“Sama juga di negara kita urusan yang berkaitan dengan BBM ini persis sama yang dialami negara negara lain bahkan di beberapa negara harga BBM sudah berada di angka Rp17 ribu, ada yang Rp30 ribu, bahkan gas di Eropa sekarang ini sudah naiknya bisa 6 kali, ada 7 kali. Sehingga apa yang sudah kita tahan-tahan saat itu subsidi BBM kita agar tidak membengkak lagi ternyata tidak bisa kita lakukan,” kata Jokowi saat rapat di Istana Negara, Senin 12 September 2022.

Jokowi menjelaskan, anggaran subsidi energi yang dialokasikan pemerintah semula Rp152 triliun.

Baca Juga: Pengumuman Pemberhentian Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

Namun, angka tersebut melompat tiga kali hingga menjadi Rp502,4 triliun.

Setelah dikalkulasi, anggaran tersebut hanya cukup untuk kuota 23 juta kiloliter Pertalite dan 15,1 juta kiloliter Solar.

“Dan setelah di kalkulasi ini hanya bisa sampai pada awal Oktober, kalau sampai akhir tahun sampai akhir desember kebutuhan kita menjadi 29,1 juta kiloliter untuk Pertalite dan 17,4 kiloliter untuk solar ini estimasi akan kurang,” terang Jokowi.

Karena kebutuhan yang semakin besar itu, Jokowi menyebut bahwa APBN tidak lagi mampu untuk memberikan subsidi.

Baca Juga: Biji Buah Untuk Penghijauan Kembali Bumi Kita : Sebuah Undangan Terbuka Untuk Kita

Jalan terakhir yang dia ambil adalah menaikkan harga BBM.

“Sehingga akan muncul lagi tambahan kebutuhan subsidi sebesar 195 triliun rupiah, artinya total kalau kita lakukan itu bisa sampai 700 triliun, uangnya dari mana? Nggak mampu APBN kita. Oleh sebab itu, kemarin ada penyesuaian harga BBM,” kata Jokowi.***

Editor: AS Rabasa

Tags

Terkini

Terpopuler