Ini Penyebab Warga NTT Mulai Kesulitan Mendapatkan Minyak Tanah, Timgab Di Alor Gelar Operasi

23 November 2022, 08:07 WIB
Foto ilustrasi warga antri minyak tanah (foto antara) /

Ini Penyebab Warga Kesulitan Mendapatkan Minyak Tanah Di NTT, Timgab Pemkab Alor Gelar Operasi

MEDIA KUPANG- Warga di Provinsi NTT dalam bulan November 2022 ini mengeluh akan kesulitan mendapatkan kebutuhan minyak tanah.

Warga merasa resah, karena untuk mendapatkan satu atau dua liter kebutuhan dapur rumah tangga ini harus berkeliling wilayah dari satu pangkalan ke pangkalan lain atau penjual enceren. Naasnya lagi harganya pun ditingkat pengecer ada yang mencapai Rp8.000-Rp10.000 perliter.
Di satu sisi kebanyakan warga tidak mengetahui penyebab atau alasan dari masalah kesulitan minyak tanah ini.

Ternyata ini penyebabnya, ketika Wartawan di Kabupaten Alor melaku konfirmasi dengan Pimpinan PT. Ombay Kalabahi, Enton Djojana pada Selasa 22 November 2022 di Kantornya. PT. Ombay merupakan sebuah perusahaan di Kabupaten Alor yang dikenal sebagai distributor atau penyalur BBM di Kabupaten Alor.

Enton menjelaskan, masalah minyak tanah yang saat ini terjadi tidak ada penyebab lain, namun penyebab yang sesungguhnya karena ada terjadi pengurangan kuota minyak tanah dari BPH Migas untuk Kabupaten Alor dan daerah lain di Provinsi NTT.

Pengurangan kuota ini, jelas Enton, sudah disampaikan dirinya kepada Pemerintah Daerah untuk bersurat ke BP Migas agar jumlah kuota ke Alor dipertahankan jumlahnya, bila perlu ditambah lagi. Karena diwilayah kita ini minyak tanah masih menjadi kebutuhan mendasar masyarakat.

Atas penyampaian itu, lanjut Enton, Bupati telah bersurat ke BPH Migas dan bahkan mengundang pejabat dari BPH Migas agar bisa datang ke Kabupaten Alor untuk rapat bersama membahas tentang masalah pengurangan kuota tersebut.

"Kemarin kita rapat tentang hal ini, tidak ada pejabat dari BPH Migas. Padahal Pemerintah Daerah mau menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah ini masih menggunakan minyak tanah untuk kebutuhan dapurnya, sehingga dapat dipertimbangkan," ungkap Enton sambil mengatakan kesulitan warga untuk mendapatkan minyak tanah saat ini karena permainan, itu tidak.

Lalu berapa banyak pengurangan kuota minyak tanah untuk Kabupaten Alor, Enton menyebutkan, pengurangan yang terjadi sebanyak 25 persen dari kuota sebelumnya 345 KL (Kilo Liter) tahun sebelumnya. Pengurangan ini cukup banyak, sehingga terjadi keterbatasan minyak tanah di masyarakat.

Kendati adanya pengurangan kuota tersebut, tandas Enton, untuk masalah harga tidak mengalami perubahan, namun dirinya hanya mendapatkan informasi ditingkat pengecer ada yang menjual hingga harga Rp10.000 perliter.
"Ada yang manfaatkan dengan hukum ekonomi, barang sedikit, kebutuhan besar, harga melambung," ujar Enton seraya meminta agar pangkalan bisa menjaga kenormalan harga, termasuk juga pengecer yang bukan merupakan kewenangan pihaknya dalam penyaluran minyak tanah.

Ditanya alasan pengurangan kuota apakah bersinggungan dengan kebijakan pemerintah untuk menggantikan BBM minyak tanah dengan Gas Elpiji, Enton mengatakan, mungkin juga bisa seperti itu. Namun pengurangan kuota yang terjadi ini tidak strategis waktunya, karena terjadi di bulan November dan Desember yang kebutuhan masyarakat akan minyak tanah tinggi. "Kalau awal tahun Januari atau Februari baru pengurangan tidak masalah, tapi untuk waktu saat ini kurang tepat," tambah Enton.

Sementara itu berkaitan dengan kesulitan warga untuk mendapatkan minyak tanah dan soal harga minyak tanah yang tidak normal, Pemerintah Kabupaten Alor melalui tim gabungan sejak Senin 21 November 2022 mulai melakukan operasi penertiban ke sejumlah pangkalan dan pengecer di Kota Kalabahi.

Kegiatan operasi ini berdasarkan informasi yang diperoleh, tim gabungan pada Selasa 22 November 2022 berhasilkah mengamankan 5 drum lebih minyak tanah yang dijual diatas harga eceran tertinggi (HET) Rp4.000. tim gabungan langsung mengamankan dan menjual kepada masyarakat sesuai HET.***

Editor: Okto Manehat

Terkini

Terpopuler