Di SD GMIT Maleipea-Alor,Siswa Sekolah Jam 8 Dan Pulang Pukul 10.00 Pagi, Apesnya Siswa Lebih Banyak Bermain

15 Maret 2023, 00:55 WIB
Ketua Komite Sekolah dan Tokoh masyarat foto di depan papan nama SD GMIT Maleipeakat Maleipea, /

Di SD GMIT Maleipea-Alor, Siswa Masuk Sekolah Jam 8 Pagi Dan Pulang Jam 10, Apesnya Lagi Lebih Banyak Bermain

MEDIA KUPANG- Dunia pendidikan di Provinsi NTT penuh dinamika dan kontraversi, serta selalu menarik perhatian publik. Jika di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT ada kebijakan Gubernur NTT berkaitan dengan jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA pagi yang diterapkan di dua sekolah (SMA) di Kota Kupang.

Maka lain lagi kabar yang datang dari Sekolah Dasar (SD) GMIT Maleipea, di desa Maleipea, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor. Di SD tersebut dalam beberapa bulan terakhir murid (Siswa dan Siswi) hanya berada di sekolah kurang-Lebih 2 jam alias masuk jam 08.00 pagi WITA dan pulang pukul 10.00 pagi WITA.

Apesnya lagi, pelaksanaan Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) tidak berjalan efektif atau para murid lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dengan bermain. Masalah ini diakibatkan karena selain Kepala Sekolah di SD tersebut tengah menderita sakit sehingga tidak dapat datang ke sekolah, juga karena Wakil Kepala Sekolah telah berpindah tugas, dan lebih memprihatinkan lagi di sekolah tersebut setiap harinya hanya ada 1 atau 2 orang guru yang aktif datang ke sekolah untuk mengajar.

Kondisi pilu yang terjadi di SD GMIT Maleipea tersebut disampaikan langsung Ketua Komite Sekolah Mikael Atalo dan Tokoh Masyarakat setempat, Eduard Manilani, serta dibenarkan oleh Salah seorang guru kontrak di SD tersebut, Magdalena Rosa Pega ketika ditemui MEDIA KUPANG di Desa Malaipea, pada Selasa 13 Maret 2023.

Tokoh Masyarakat, Eduard Manilani mengungkapkan dirinya merasa prihatin terhadap perkembangan KBM di sekolah tersebut dalam beberapa bulan terakhir pada tahun 2023 ini. Pasalnya kegiatan KBM tidak berjalan efektif atau anak-anak murid hanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain, kemudian pulang ke rumah.

Mengapa hal ini terjadi, karena menurut Manilani, setiap hari hanya 1 atau 2 orang guru saja yang datang ke sekolah tersebut untuk melaksanakan tugas mengajarnya. Bahkan dalam pantauannya sering hanya 1 orang guru saja yang datang ke sekolah tersebut untuk mengajar.

"Kepala Sekolah sementara sakit, sehingga beberapa waktu belakangan ini tidak bisa datang ke sekolah. Wakil Kepala Sekolah telah dipindahkan ke SD di Yawil, dan guru yang ada hanya 1 atau 2 orang yang aktif atau terkadang 1 orang saja berada di sekolah. Dengan kondisi ini bagaimana mereka mau mengajar 6 kelas kalau hanya 1,2 orang guru yang masuk, dan siapa yang mau mengendalikan manajemen sekolah ini kalau Kepala Sekolah tidak bisa masuk lagi karena sakit. Kami minta perhatian Dinas Pendidikan Kabupaten Alor," tandas Mantan Kepala Desa Malaipea 2 periode ini.

Terkait dengan hal tersebut, tegas Manilani, pihaknya telah minta Ketua Komite Sekolah untuk melaporkan kondisi yang terjadi di sekolah tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Alor agar segera dapat menggantikan Kepala Sekolah. Selain itu Dinas segera turun ke sekolah untuk melihat secara langsung atas kondisi yang ada, baik itu soal tenaga operator, soal kekurangan guru dan sarana-prasarana, dan soal nasib guru kontrak yang selama ini telah setia mengabdi di sekolah tersebut.

Sementara itu Ketua Komite SD GMIT Malaipea, Mikael Atalo menyampaikan, kondisi masalah sekolah tentang pergantian Kepala Sekolah telah disampaikan kepada Sekretaris dan salah seorang Kepala Bidang di Dinas Pendidikan Kabupaten Alor belum lama ini.

Bahkan perihal pergantian Kepala Sekolah, jelas Atalo, telah disampaikan secara langsung juga oleh Pak Yoram Laatang (Kepala Sekolah) ke Dinas Pendidikan Kabupaten Alor untuk menggantikannya karena sakit. Namun permintaan oleh Pak Yoram, hingga saat ini belum direalisasi oleh pihak Dinas Pendidikan.

"Atas kondisi yang terjadi di sekolah tersebut, sehingga beberapa bulan terakhir ini anak-anak lebih banyak bermain daripada belajar. Sekolah masuk jam 08.00 dan pulang jam 10.00 WITA. Kami prihatin bagaimana anak-anak kelas 6 (enam) mau try out dan ujian sekolah nanti," ungkap Atalo.

Atalo juga mengatakan, sejak kondisi sekolah tersebut dalam keadaan tidak normal, dirinya mengamati belum ada orang dari Dinas Pendidikan yang datang mengunjungi untuk melakukan monitoring.

Sedangkan Magdalena Rosa Pega, salah seorang guru yang setiap harinya hadir di sekolah tersebut untuk melaksanakan kegiatan KBM menjelaskan, di sekolah tersebut ada 7 orang guru termasuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Namun karena Kepala Sekolah sakit sehingga tidak efektif menjalankan tugas dalam beberapa bulan belakangan ini. Di satu sisi Wakil Kepala Sekolah di mutasikan menjadi Kepala Sekolah di SD Yawil, sehingga praktis tinggal seorang guru PNS, dan dirinya bersama 1,2 orang teman lainnya yang berstatus guru kontrak.

"Kemarin ada seorang guru yang tinggal di mess guru. Namun karena kondisi atap rumah mess guru bocor dan dinding rumah bolong, akhirnya guru tersebut ke tempat tinggalnya yang jaraknya cukup jauh. Otomatis dirinya yang rumahnya dekat dengan sekolah, setiap harinya datang ke sekolah bersama para murid. Saya ini Wali Kelas I (satu), namun karena Wali Kelas 6 tidak datang maka saya mengajar kelas 6, karena mengingat sebentar lagi mereka ujian," ungkap Ibu Guru yang sering disapa Ibu Rosa ini.

Rosa menambahkan, mengapa murid sekolah tersebut harus masuk sekolah jam 08.00 pagi dan jam 10.00 sudah dipulangkan. Alasannya karena pihaknya hanya ada 1 atau 2 orang guru saja, sehingga bagaimana bisa mengontrol 6 rombongan kelas yang ada. Lebih dari itu pihaknya juga kuatir jika terjadi sesuatu ketika para murid tengah bermain, dan tidak ada yang mengontrol, maka siapa yang mau bertanggungjawab. Akhirnya dirinya terpaksa harus memulangkan parasiswa pada pukul 10.00 WITA.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Fredrik Lahal, SH melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Anton Mokoni, SP yang dikonfirmasi MEDIA KUPANG melalui telepon WhatsApp pada Selasa 13 Maret 2023 tentang kondisi di SD GMIT Maleipea, secara singkat mengatakan dirinya telah menerima laporan dari Ketua Komite Sekolah, dan pihaknya tengah menindaklanjuti dengan memproses pergantian Kepala Sekolah.***

Editor: Okto Manehat

Terkini

Terpopuler