Hingga Kini 13 Korban Bencana Banjir dan Longsor di Alor masih belum Ditemukan

- 9 April 2021, 17:58 WIB
Kondisi kerusakan akibat banjir bandang di desa Tamakh, Pulau Pantar  Kabupaten Alor
Kondisi kerusakan akibat banjir bandang di desa Tamakh, Pulau Pantar Kabupaten Alor /

 

MEDIA KUPANG- Tim Penanggulangan Terpadu Bencana Alam Kabupaten Alor terus berupaya mencari warga yang hilang akibat banjir bandang dan longsor yang melanda daerah tersebut yang terjadi beberapa hari lalu.

Rilis data dari Pemerintah Kabupaten Alor masih sebanyak 13 orang yang belum ditemukan atau masih dalam upaya pencaharian, sementara untuk korban meninggal dunia akibat bencana yang ditimbulkan badai seroja ini sebanyak 28 orang.

Korban hilang dan meninggal tersebut disampaikan Bupati Alor, Drs. Amon Djobo dalam rapat bersama tokoh masyarakat dan Camat di daerah tersebut, pada Jumat pagi, 9 April 2021. Bupati Djobo dalam rapat itu didampingi Wakil Bupati, Imran Duru, Kapolres Alor, AKBP. Agustinus Christmas, SIK, Dandim 1622 Alor, Letkol (TNI) Supyan Munawar, S.Ag, Sekretaris Daerah (Sekda) Alor, Soni O. Alelang.

Baca Juga: Presiden Jokowi beri Jaket Merah Miliknya kepada Fransiskus Korban Banjir dan Longsor di Lembata, NTT

Djobo mengatakan, pemerintah telah menyebarkan tim baik TNI/Polri, Basarnas, aparat pemerintah, relawan serta masyarakat untuk berupaya mencari orang yang hilang. Upaya ini akan dilakukan hingga beberapa hari ke depan, jika belum menemukan maka upaya pencaharian dihentikan.

Menurut Djobo, upaya pencarian ini berdasarkan informasi tim yang datang dari Polda NTT akan membawa anjing pelacak yang akan menyisir di wilayah Taramana dan Lipang.

Djobo mengatakan, bencana alam yang terjadi di Kabupaten Alor ini tingkat keparahannya ketiga di Provinsi NTT, setelah Flores Timur dan Lembata. Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi merusakkan infrastruktur dan fasilitas umum, serta lahan tanaman masyarakat.

"Kemarin saya ke Pantar. Infrastrukturnya rusak berat, saya lihat saya menangis. Kondisi kali sudah menjadi sungai besar, ada bangunan yang ditutup material. Dari kondisi yang ada kita butuh waktu 5 tahun untuk kembali bisa normal," ungkap Djobo.

Djobo menandaskan, untuk menghadapi kondisi saat ini, langkah yang dialakukan adalah melakukan upaya pencaharian yang hilang, orang yang meninggal kita urus dulu, dan berupaya mengurus jalan yang putus dan tertutup material agar dapat membuka akses guna menyalurkan bantuan kepada masyarakat.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x