Sentuhan Kasih Muder Agnes Dalam Bencana Seroja Alor

- 13 Mei 2021, 15:47 WIB
Bantuan yang diserahkan Muder Agnes, SSPS untuk  korban  bencana seroja di Alor
Bantuan yang diserahkan Muder Agnes, SSPS untuk korban bencana seroja di Alor /

 

Sentuhan Kasih Muder Agnes Dalam Bencana Seroja Alor

MEDIA KUPANG- Hari itu, Minggu 4 April 2021 pagi kabar duka menyelimuti bumi nusa kenari (julukan bagi Kabupaten Alor). Siklon badai seroja yang melanda wilayah NTT, termasuk Kabupaten Alor bagaikan monster yang menakutkan. Banjir bandang, angin kencang, dan tanah longsor meluluhlantahkan rumah masyarakat, menghancurkan infrastruktur, dan merusakkan tanaman masyarakat, hingga menelan korban jiwa.

Beberapa hari setelah bencana itu, Pemerintah Kabupaten Alor pada, Rabu 10 April 2021 merilis data sementara berkaitan dengan peristiwa tragis tersebut, yakni, bencana itu menelan korban meninggal dan hilang mencapai 40 lebih orang, sebanyak 25 orang mengalami luka-luka. Sedangkan kerusakan infrastruktur, antara lain terdata 57 ruas jalan, kerusakan jembatan di 14 kecamatan, abrasi pantai dan kali di 54 titik, belum ditambah kerusakkan tambatan perahu dan tanaman masyarakat.
Sedangkan kerusakkan rumah warga tercata, sebanyak 1.913 unit rusak, terdiri dari 672 unit rusak berat, 475 unit rusak sedang, dan 786 unit rusak ringan. Kerusakkan juga terjadi pada fasilitas umum dan fasilitas masyarakat lainnya.

Kejadian pilu ini sontak menggugah nurani sesama anak manusia. Masyarakat umum lainnya baik yang ada di Kabupaten Alor maupun diluar daerah, hingga penjuru dunia turut merasakan apa yang dialami masyarakat.
Pemerintah, LSM, Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa, Komunitas, para donatur, dan pegiat sosial dari berbagai elemen tergerak hati dan langsung bergerak dengan "mengumpulkan tangan" bergotong-royong meringankan beban derita yang dialami masyarakat.

Bantuan sosial atau karitatif ini juga mendapat perhatian dari biarawati katolik, Sr. Agnes Tere, SSPS, yang sehari-harinya menjalankan tugas sebagai Muder atau Kepala Biara Komunitas St. Mikhael Tombang-Kalabahi. Muder Agnes merupakan bagian dari salah satu perempuan pertama yang menerobos lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang saat itu menyelamatkan diri dengan mengungsi di Kapela di wilayah Mainang-Tominuku, sebuah Kapela Katolik yang berada di wilayah pegunungan Kabupaten Alor atau jaraknya sekitar 40-50 Km dari Kota Kalabahi, Ibukota Kabupaten Alor.

Untuk mencapai Kapela ini dari Kota Kalabahi harus menggunakan kendaraan double garden dan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam sampai 2 jam disaat kondisi normal. Namun ketika bencana terjadi, kendaraan yang melewati benar-benar uji nyali, karena disejumlah titik ruas jalan yang ada dipenuhi material lumpur akibat longsor, juga ditemukan batang pohon yang menutup jalan akibat angin kencang dan banjir.

Berkaitan dengan kondisi bencana dan kegiatan sosial tersebut, Suster Agnes yang disapa Muder Agnes kepada Wartawan di Biara SSPS Tombang, pada Rabu 12 Mei 2021 menceritakan tentang bagaimana hatinya tergerak sejak awal bencana itu hingga langsung bergerak dengan aksi nyata menerobos medan yang berat untuk mencapai lokasi bencana dan pengungsian, guna sedikit bisa berbagi dengan masyarakat yang tengah dirundung kesusahan.

"Ceriteranya begini, ketika perisitiwa bencana pada tanggal 4 April lalu, masih pagi hari Saya ditelepon Romo Frangky, Pr dari Mainang. Romo Frangky adalah seorang Pastor Muda yang bertugas di Kapela Mainang. Romo ketika itu membutuhkan bantuan logistik, karena saat itu banyak masyarakat yang datang menyelamatkan diri dan mengungsi di Kapela. Romo dalam percakapan tersebut juga menggambarkan tentang kondisi bencana yang cukup parah disana, hingga menelan korban jiwa, dan sebagainya. Seusai telepon tersebut, Saya langsung menghubungi sejumlah pengusaha atau tokoh umat di Kalabahi untuk dapat membantu masyarakat di sana. Selang waktu yang tidak lama, logistik bantuan sudah terkumpul, seperti sembako, pakaian, dan barang lainnya. Bermodalkan sumbangan yang ada, Saya dan beberapa orang langsung berangkat ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan kepada masyarakat disana," ungkap Muder Agnes.

Muder Agnes mengungkapkan, dirinya ketika bersama sejumlah orang mengantar bantuan tersebut, menghadapi tantangan dalam perjalanan yang cukup berat. Pasalnya ketika itu hujan dan angin masih terjadi, ruas jalan disejumlah titik masih berlumpur dan dipenuhi material, serta batang dan ranting pohon yang tumbang menghalangi jalan, ditambah lagi kabut tebal yang menutupi pemandangan.
Kendati menghadapi kondisi alam tersebut, tandas Muder Agnes, rombongannya bisa melewati hingga bisa mengantarkan bantuan yang ada sampai kepada masyarakat yang tengah mengungsi di Kapela Mainang.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x