Kualitas Pekerjaan Rumah Seroja Disoroti, Kemilau Dan Warga Waisika-Alor Demo Di Tiga Tempat

- 14 Maret 2023, 05:58 WIB
Kemilau Dan Warga Gelar Demo terkait Rumah Seroja di Alor
Kemilau Dan Warga Gelar Demo terkait Rumah Seroja di Alor /

Kualitas Pekerjaan Rumah Bantuan Seroja Disoroti, Kemilau Dan Sejumlah Warga Waisika-Alor Gelar Demo

MEDIA KUPANG- Mahasiswa asal Kecamatan Alor Timur Laut (ATL) yang tergabung dalam organisasi lokal "Kerukunan Mahasiswa Alor Timur Laut" di Kabupaten Alor, Provinsi NTT bersama dengan sejumlah warga masyarakat desa Waisika, Kecamatan ATL yang menjadi korban bencana Seroja tahun 2021 lalu menggelar aksi demonstrasi di tiga tempat di Kota Kalabahi, Ibu Kota Kabupaten Alor, pada Senin 12 Maret 2023.

Sekitar 40 orang massa demonstrasi ini mendatangi Kantor DPRD Alor, Kejaksaan Negeri (Kejari) Alor, dan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor untuk mempertanyakan tentang kualitas pekerjaan sejumlah rumah bantuan penanggulangan bencana Seroja yang dimaksud.

Demonstran menilai rumah bantuan bencana yang dibangun oleh Pemerintah tersebut dipertanyakan mutunya, atau dikisahkan rumah yang ada dinilai seperti kandang ayam yang tidak layak dihuni manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut, demonstran minta kepada pihak yang berwenang untuk turun ke lokasi guna melakukan pemeriksaan, dan menuntut kepada BPBD untuk dapat memberikan RAB berkaitan dengan program bantuan penanggulangan rumah bencana Seroja yang dimaksud.

Seperti yang disaksikan MEDIA KUPANG, pada Senin 12 Maret 2023, aksi massa demonstran ini bergerak dari titik kumpul di Jalan umum lapangan mini Kalabahi menuju ke Kantor DPRD Alor. Sebelum ke Kantor DPRD Alor, massa demonstran membentang sejumlah spanduk dari kertas karton yang bertuliskan tentang kritikan. Sejumlah pemimpin demo melakukan orasi secara bergantian tentang kualitas pembangunan rumah bantuan Seroja yang patut mesti menjadi atensi dari pihak berwenang. Setelah melakukan orasi bergantian oleh sejumlah pimpinan aksi demonstrasi itu, kemudian massa dengan tertib bergerak ke Kantor DPRD Alor.

Tiba di Kantor DPRD Alor, massa sempat emosi karena tidak menemui para wakil rakyat. Massa merasa kecewa tidak menemui satu orang pun anggota DPRD tersebut. Meski dihadang anggota Polres Alor, massa merengsek masuk ke dalam ruangan Kantor DPRD dan melakukan orasi mengkritisi kinerja anggota DPRD sebagai wakil rakyat mereka, dan meminta DPRD untuk turun melihat pekerjaan rumah bantuan Seroja yang dimaksud.

Setelah dari kantor DPRD, massa yang dikawal Patwal Lantas Polres Alor bergerak ke Kantor Kejari Alor. Di pintu gerbang kantor ini, massa di terima oleh salah seorang pegawai di Kantor tersebut, Rosyid. Kepada Kejari Alor, sejumlah massa, antara lain Ketua Kemilau, Antipas Kamengkol dan senior Kemilau, Dedi Letmai, Stinky Laure, dan Yoas Famai secara bergantian melakukan orasi yang meminta lembaga tersebut untuk turun ke lapangan guna melihat langsung kondisi pekerjaan rumah bantuan Seroja di Kabupaten Alor dengan total dana Rp54 Miliar, dan untuk pembangunan rumah rusak berat perunit dibiayai dengan Rp50 juta rupiah tersebut.

Setelah berorasi Ketua Kemilau, Antipas Kamengkol menyerahkan pernyataan sikap, yang didalam pernyataan sikap tersebut intinya bertuliskan, Pekerjaan rumah bantuan Seroja di desa Waisika didalam investigasi pihaknya ditemukan pekerjaannya tidak sesuai rancangan anggaran biaya (RAB) sehingga menimbulkan kerusakan, yakni atap seng baja lubang, dinding tripleks hancur atas lubang, belum paku seng, pintu rusak, lantai rusak, hengsel pintu rusak, fondasi tidak ada campuran dan berkubang, tripleks belum di paku, jendela rusak, sambungan regel putus, ukuran rumah besar-kecil, Fondasi tidak sesuai denan rumah, dan seng baja sudah berkarat.

Massa demonstrasi di Kantor Kejari Alor
Massa demonstrasi di Kantor Kejari Alor

Atas temuan tersebut, maka Kemilau dan warga dalam pernyataan itu juga menyatakan tuntutan, pertama, DPRD Alor segera memanggil Konsultan, Kontraktor, Tim tenaga tekhnis, tenaga administrasi, tim pengawas untuk melakukan pemeriksaan terkait dana stimulan dan anggaran masing-masing rumah. Kedua, menuntut DPRD Alor untuk menggelar rapat dengar pendapat terkait dengan dana yang terpakai serta sisa anggaran dalam pembangunan rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan di desa Waisika, Kecamatan ATL.

Ketiga, meminta kepada DPRD Alor untuk menjelaskan penyerahan tentang rumah rusak berat, dan Keempat, minta DPRD untuk menjelaskan tentang penahanan rekening masyarakat penangganan bantuan bencana Seroja tentang rusak berat dan rusak ringan.


Suasana Panas Ketika Massa Di Kantor BPBD Alor

Aksi demonstrasi massa dari Kemilau dan warga ini setelah dari Kantor Kejari Alor, berlanjut di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor. Massa ketika tiba di Kantor ini langsung diterima oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Alor, John Sakalla. Massa di depan kantor tersebut melakukan orasi mempertanyakan kualitas pekerjaan rumah bantuan Seroja yang dinilai tidak layak huni. Massa juga mempertanyakan sejumlah kejanggalan dalam proses pengelolaan bantuan yang dimaksud.

Setelah berorasi, kemudian massa diundang masuk ke dalam kantor BPBD untuk dilakukan pertemuan guna menyampaikan aspirasi. Pertemuan ini langsung dipimpin Kepala BPBD Kabupaten Alor, Marthen Moubeka didampingi Sekretaris John Sakalla, dan PPK program bantuan Pembangunan rumah bencana Seroja di Kabupaten Alor, Yeri Makena. Pertemuan ini berlangsung tegang dan suasana yang ada terlihat panas ketika massa menyampaikan aspirasi, demikian pula penjelasan dari pihak BPBD yang dinilai massa tidak benar.

Massa menyampaikan aspirasi di Kantor BPBD Alor
Massa menyampaikan aspirasi di Kantor BPBD Alor

Ketua Kemilau, Antipas Kamengkol dan massa lainnya Dedi Letmau, Stinky Laure dan Yoas Famai mendesak BPBD untuk memberikan RAB dan bukti pembelian bahan atau material di toko. Ini perlu ada untuk melakukan uji petik antara RAB dan fakta di lapangan. Karena menurut massa berdasarkan hasil investigasi dan data mereka patut dipertanyakan dengan kondisi kualitas rumah yang dibangun jauh dari harapan.

PPK Yerri Makena ketika itu menjelaskan tentang rincian Rab anggaran Rp50 juta untuk dibangun 1 unit rumah bantuan Seroja, dimana ada pajaknya dan upah untuk pihak pelaksana dan tukang.

Penjelasan Yerri tetap disanksikan oleh massa, dan mendesak untuk memberikan RAB. Akhirnya pihak BPBD bersedia untuk memberikan RAB dan akan menyiapkan waktu lalu untuk melakukan pertemuan bersama dengan massa dengan melibatkan berbagai pihak termasuk konsultan dan kontraktor.***

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x