Tanah Bergerak Di Kuneman-Alor, Perlu Penelitian Dari Badan Geologi Kementerian ESDM

- 15 April 2023, 07:42 WIB
Salah satu lokasi keretakan tanah atau tanah bergerak di desa Kuneman-Alor
Salah satu lokasi keretakan tanah atau tanah bergerak di desa Kuneman-Alor /

Tanah Bergerak Di Kuneman-Alor Perlu Penelitian Oleh Badan Geologi Kementerian ESDM

MEDIA KUPANG- Keretakan tanah atau adanya pergerakan tanah yang terjadi di Desa Kuneman, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor yang terjadi pada akhir bulan Maret 2023 lalu perlu dilakukan penelitian mendalam.

Pemerintah daerah (Pemda) Alor diminta untuk berkoordinasi dengan Badan Geologi Kementerian ESDM untuk mengirim ahli geologi guna melakukan penelitian.

Hal ini disampaikan oleh Daud Tanghamap, ST salah seorang sarjana Teknik Geologi di Kabupaten Alor yang telah melakukan pengamatan fenomena keretakan tanah di desa Kuneman bersama Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Alor, Marthen Moubeka belum lama ini ketika mendatangi lokasi bencana yang dimaksud.

Daud kepada Wartawan di Kalabahi, Ibu Kota Kabupaten Alor pada Selasa 12 April 2023 menjelaskan, pasca kejadian keretakan tanah di desa Kuneman, dirinya langsung bersama Kalak BPBD Kabupaten Alor mendatangi lokasi yang dimaksud. Kedatangannya di lokasi tersebut bukan mewakili instansinya, namun secara pribadi.

Menurut Daud, dilokasi keretakan tanah yang dimaksud, dirinya melakukan pengamatan kurang-lebih 1 jam di area terdampak. Dan informasi yang dihimpun setiap hari keretakan tanah tersebut mengalami pergeseran dan apalagi ketika curah hujan tinggi.

"Kita tidak mengukur, tetapi mengamati dan menginterpretasikan atau memperkirakan gejala alam pergerakan tanah itu. Interpretasi kita akibat tanah longsor. Mengapa terjadi longsor, karena di lokasi tersebut adalah morfologi atau lereng yang landai dan adanya tanah pelapukan yang memiliki ketebalan lebih dari 2 meter. Dibawah tanah pelapukan itu ada batuan lava dasit (salah satu jenis batuan gunung api). Batuan ini tidak tembus air," jelas Daud terkait pengamatannya.

Di lokasi atau area itu , lanjut Daud, dibangunlah pemukiman, sehingga ketika terjadi pergeseran tanah, maka pemukiman dan fasilitas yang dibangun mengalami dampaknya.

"Peristiwa keretakan tanah ini terjadi tergantung dari morfologi, dan mengapa baru terjadi saat ini, ya karena proses alamiah," tandas Daud, sambil menambahkan bahwa patut diketahui wilayah Desa Kuneman secara geologi disusun oleh batuan lava dasit.

Daud mengungkapkan, berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang ada di area terdampak terjadinya keretakan tanah tersebut, kondiinya terus membesar. Untuk itu masyarakat diminta untuk di relokasi di tempat yang aman.

"Hasil pengamatan, saya merekomendasikan agar perlu dilakukan penelitian mendalam oleh Badan Geologi Kementerian ESDM," tandas Daud.

Sementara itu Kalak BPBD, Marthen Moubeka secara terpisah mengatakan, fenomena alam keretakan tanah di Desa Kuneman membawa dampak langsung terhadap masyarakat.

Kampung yang dihuni masyarakat sebanyak 30 KK tersebut tidak dapat lagi ditempati, sehingga perlu dilakukan relokasi, dan untuk hal tersebut Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Masyarakat telah membahasnya.

"Pasca kejadian, masyarakat secara mandiri dan Pemerintah setempat melakukan evakuasi ke tempat yang aman. Dua gereja dan rumah yang terdampak langsung mengalami kerusakan yang berarti, dan keretakan tanah ini setiap hari mengalami pergeseran. Sehingga kampung itu kita kosongkan sekitar ada 100 jiwa lebih yang dievakuasi ke tempat aman," ungkap mantan Camat Alor Selatan ini.


Berita sebelumnya

Sebelumnya diberitakan Media Kupang, edisi 28 Maret 2023 dengan judul fenomena Alam Di Kuneman-Alor, Gereja Dan 14 Unit Rumah Mengalami Kerusakan di wartawan, Sebuah peristiwa atau fenomena alam terjadi di Desa Kuneman, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor hingga menimbulkan kerusakan terhadap sejumlah fasilitas umum dan rumah masyarakat.

Fenomena alam ini mengakibatkan rabat badan jalan di titik tertentu mengalami terbelah, dinding tembok dan lantai bangunan gereja mengalami keretakan, dan belasan unit rumah penduduk mengalami kemiringan atau rusak di bagian tertentu.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Kuneman, Kain Lauden kepada MEDIA KUPANG di Kalabahi melalui panggilan WhatsApp (WA) pada Selasa 28 Maret 2023 sekitar pukul 17.15 WITA. Atas peristiwa tersebut, Lauden menjelaskan, kejadian alam ini mulai terjadi sejak tanggal 21 Maret 2023, dan saat itu terjadi di jalan rabat di desa itu. Badan jalan terbelah, dan setiap harinya semakin lebar terbelah dan kedalamnya mencapai 110 sampai 170 centimeter.

Selanjutnya, Lauden mengungkapkan, beberapa hari berikutnya fenomena alam ini apakah disebut tanah bergerak atau istilah yang lain terjadi juga pada bangunan gereja dan rumah masyarakat tepatnya di Dusun I RW I RT.02.

"Di lokasi itu sebuah Gereja Bethel Indonesia fondasinyanya terbelah sekitar 15-20 centimeter, dinding tembok mengalami retak-retak, dan lantai gereja pecah. Kondisi kerusakan ini terjadi juga di rumah masyarakat yang diidentifikasi sekitar 14 unit rumah warga," tandas Lauden.

Lauden menjelaskan, Pihaknya selaku Pemerintah telah minta warga masyarakat untuk sementara mengungsi di rumah keluarga yang aman kondisinya, sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya juga menghimbau kepada warga untuk waspada, karena fenomena atau perubahan yang terjadi tanah retak ini terus melebar dan mengalami kedalaman setiap harinya.

"Kejadian atau fenomena ini terjadi pada malam hari ketika hujan turun. Kita belum tahu penyebabnya apa, dan kita telah menyampaikan laporan kepada Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, dan tadi siang ada petugas dari BPBD Kabupaten Alor yang telah datang ke desa dan melihat secara langsung," ujar Lauden.***

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah