Aliran Agama Baru Masuk NTT dan Pendapat Publik

14 Agustus 2022, 08:20 WIB
Lambang aliran gereja Tuhan yang maha kuasa /AS Rabasa /YouTube Pujaan Hati

MEDIA KUPANG - Beberapa hari belakangan, publik dihebohkan dengan aliran gereja Tuhan Mahakuasa yang sudah masuk di Indonesia, termasuk NTT.

Aliran kepercayaan baru ini berkembang melalui media sosial dan sudah merambah ke pelbagai daerah termasuk Manggarai dan Manggarai Barat.

Dalam keterangan yang diberikan oleh Kepala KesbangPol Provinsi NTT Yohanes Oktovinus, aliran kepercayaan baru ini menganggap istri sebagai Tuhan atau men-tuhan-kan istrinya.

"Di Manggarai ada kepercayaan Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa. Itu menyebar dari China sana. Dari satu keluarga suami istri begitu, yang men-tuhankan istrinya," ujar Oktovinus kepada awak media, usai Rapat Pembentukan Tim Pengawas Aliran Kepercayaan (Pakem) di Aula Kejati NTTsebagaimana dilansir Victorynews, pada Rabu 10 Agustus 2022.

Baca Juga: Dokter Cantik Asal Jakarta Lakukan Percobaan Bunuh Diri di Kupang

Oktovinus menambahkan, sang istri dianggap sebagai pengganti Tuhan Yesus yang turun kedua kali di dunia.

Menanggapi adanya aliran kepercayaan baru yang dianggap menyimpang tersebut, Oktovinus mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten bersama kepolisian setempat sudah melakukan pendekatan dengan keluarga tersebut dan mengambil semua buku-buku kepercayaannya tersebut.

Oktovinus juga berharap agar masyarakat tidak mudah tergiur untuk masuk ke dalam kepercayaan yang melenceng.

Baca Juga: Kepala SMAN Oenopu Diduga Lakukan Pungli, Bernadus Leki Bilang Begini

Pendapat Publik

 

Melihat fenomena ini, publik pun mengomentari dalam diskusi online, seperti beberapa diskusi berikut:

"Wahh..ini bahaya nih, apalagi kalau di daerah kita hal2 yg model begini masuknya mereka bebas n sangat longgar, spt liar saja masuk ditengah masyarakat tanpa ada pengawasan.. karena ini aslinya teroris yg merusak agama", tulis Briyan Risanto dalam kolom diskusi wa grup Paroki St Eduardus Watunggong.

Agus Seran menuliskan: "Iya Bapak Ney,,,maka menjadi tugas dan tanggungjawab bersama untuk bisa menepis aliran-aliran sesat yang masuk ke wilayah kita. Pemerintah dalam hal ini Kesbangpol dan Kementerian Agama harus benar-benar selektif tentang hal-hal baru yang masuk ke sini????

"Betul, sudah masuk Manggarai Timur melalui messenger group. Saya bergabung dalam komunitas mereka selama kurang lebih 6 bulan utk memelajari gerak geriknya. Kalau kita belum memahami ajaran Katolik secara baik, pasti kita terjebak. Saya berdebat panjang dengan Nara sumbernya. Mereka tidak setuju pengakuan dosa melalui imam. Karena itu saya tantang mereka untuk berdebat langsung secara offline. Karena itu, mereka mengeluarkan saya dari grup. Jadi, kita harus berwaspada dan paling penting kita harus belajar dan mengimani ajaran Katolik yg sudah final, tak perlu diutak-atik oleh siapapun", tulis Markus Dermin.

Bruder Dedi, CSA seorang Biarawan juga menuliskan demikian"

"Soal keyakinan sangat sensitif maka, tetap waspada".

"Iman dan pengerahuan tentang iman dan dogma bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Ada kelompok rentan yang menjadi orientasi dari penyebaran ajaran ajaran atau aliran baru. Apa upaya hiraki gereja katolik dalam mempersiapkan umat terutama kelompok rentan dalam menghadapi penyebaran ajaran dari aliran baru tersebut. Mari kita pikirkan bersama," komentar Quirinus Welle dalam diskusi tersebut".

Fenomena aliran agama baru ini hendaknya menjadi tantangan untuk kita agar semakin teguh dalam iman Kristiani.***

Editor: AS Rabasa

Sumber: Victory News

Tags

Terkini

Terpopuler