Sebelumnya, tersiar ancaman bahwa demonstran bisa ditembak di kepala jika masih melakukan demonstrasi pada Hari Angkatan Bersenjata.
Myanmar bergejolak sejak 1 Februari 2021 seiring kudeta yang dilakukan militer terhadap pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi dikudeta lantaran dituduh curang dalam pemilihan umum yang dilaksanakan pada bulan November 2020.
Masyarakat yang menolak kudeta itu berbondong-bondong turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat, Moeldoko Buka Suara: Jangan Bawa-bawa Presiden
Per Sabtu, 27 Maret 2021, jumlah demonstran yang tewas akibat bentrokan dengan petugas keamanan mencapai 410 orang sejak 1 Februari 2021.
Banyak negara di dunia seperti AS, Inggris, Uni Eropa, mengecam represi yang dilakukan militer Myanmar terhadap para demonstran.
Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Militer Tembak Mati Pesepak Bola Muda Myanmar Saat Sedang Bantu Orangtua" ***