Virus Babi Kembali Menyerang Kabupaten Alor, Dalam 2 Bulan Ribuan Babi Mati

- 7 April 2021, 18:35 WIB
Petugas Dinas Peternakan Kabupaten Alor Tengah Melakukan Penangganan virus babi di sebuah desa di Kabupaten Alor. Foto istimewa
Petugas Dinas Peternakan Kabupaten Alor Tengah Melakukan Penangganan virus babi di sebuah desa di Kabupaten Alor. Foto istimewa /

 

Virus Babi Kembali Serang Kabupaten Alor, Dalam 2 Bulan Ribuan Babi Mati

MEDIA KUPANG- Virus babi yang diduga virus ASF yang telah dikendalikan Dinas Peternakan Kabupaten Alor tahun 2020 lalu, ternyata kembali muncul diawal tahun 2021 ini.

Tercatat dalam 2 bulan diawal tahun 2021 dalam periode pertengahan bulan Januari hingga Maret kematian babi akibat serangan virus mencapai ribuan ekor.

Kematian ribuan ekor babi ini dibenarkan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Alor, Ir. Cinta G.Y. Millu dan Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan Kabupaten Alor, Kanisius Radja ketika dihubungi MEDIA KUPANG di Kalabahi, Selasa 6 April 2021.

"Tahun 2020 lalu kejadiannya di sejumlah wilayah di Pulau Alor, dan telah berhasil dikendalikan. Namun di tahun 2021 ini diawal tahun virus ini kembali menyerang babi di Pantar, kemudian menyebar lagi hingga Pulau Pura dan di sejumlah wilayah di Pulau Alor," ungkap Millu.

Millu mengatakan, pihaknya setelah mendapat informasi tentang peristiwa tersebut, petugas langsung turun ke lokasi melakukan penelusuran, upaya pengendalian, dan melakukan sosialisasi.

Sementara itu, Kabid Keswan, Kanisius Radja menjelaskan, penelusuran yang dilakukan pihaknya atas peristiwa kematian ribuan babi di awal tahun 2021 ini, diduga virus ASF ini berawal menyerang ternak babi di desa Mauta, Kecamatan Pantar Tengah.

Kasus kematian babi ini ketika terjadi, jelas Radja, masyarakat tidak langsung melaporkan, namun dalam selang waktu yang lumayan baru pihaknya mendapat informasi, sehingga ketika petugas turun ke lokasi virus tersebut telah menyebar menyerang babi yang lain hingga ke tempat lain.

Radja menjelaskan, meluaskan kasus kematian babi ini, karena sudah terjadi peredaran babi sakit dan daging babi termasuk diperjual-belikan, dan juga banyak bangkai babi dibuang begitu saja, sehingga virus ini menyebar.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x