Baca Juga: Berdiri Sejak Tahun 1988, KSP Puskopcuina Bantu Berdayakan Masyarakat
Ia menjelaskan, potensi ancaman bahaya saat ini yaitu berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah di dalam radius tiga km dari puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok.
Potensi ancaman bahaya lainnya berupa gas-gas vulkanik beracun di daerah puncak atau kawah, longsoran material lapuk dari area puncak jika kestabilannya terganggu yang dapat memicu terjadinya awan panas ke sektor Tenggara-Timur.
"Hujan abu jika terjadi erupsi besar yang penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin, dan aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok pada saat musim hujan," tambah dia.
Baca Juga: Mengapa Kejari Alor 'Diam' Dalam Pengusutan Pengadaan Mobil Bumdes Di Dishub Alor
Baca Juga: Sebulan Berlalu, Tahanan Kasus Pembunuhan yang Kabur dari Lapas Atambua Belum Juga Ditemukan
Dari sejumlah laporan itu Stanis menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih tinggi dimana erupsi masih berpotensi terjadi.
Tingkat aktivitas nya masih berada pada Level III atau Siaga sejak 29 November 2020 lalu. Sehingga masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti rekomendasi dari PVMBG dan arahan dari pemda.***