Kebahagiaan Dalam Prinsip STOIKISME : Sebuah Refleksi Tentang Kehidupan

- 23 Agustus 2022, 07:27 WIB
Menakar kehidupan lewat sebuah game
Menakar kehidupan lewat sebuah game /AS Rabasa
MEDIA KUPANG - Kehidupan manusia di dunia merupakan sebuah peziarahan menuju pada cita-cita hidup setiap pribadi. Dalam prinsip kehidupan, setiap orang ingin menggapai kebahagiaan. 
 
Kebahagiaan pada hakikatnya merupakan tujuan hidup manusia. Siapapun dia, tetap dan selalu menginginkan kehidupannya mengalami kebahagiaan, tergantung bagaimana cara menggapainya.
 
Banyak sekali hiruk pikuk di dunia ini yang terjadi setiap harinya. 
Ada A-Z pergerakan atau kegiatan manusia setiap detiknya, ada yang sambil duduk ada yang sambil berjalan dan ada juga yang sampai berlari lari, semuanya berlomba lomba dalam mengejar Dunia, yang intinya untuk mencapai KEBAHAGIAAN.
 
Dalam filsafat Zeno (STOIKISME) atau filsafat mengenai KEBAHAGIAAN yang diciptakan awal mula oleh ZENO dari citium  di kota Athena, Yunani kuno pada awal abad ke 3 SM.
 
Menurut ajaran STOIKISME segala sesuatu yang berada di luar kendali diri kita adalah cikal bakal munculnya segala pengaruh negatif untuk diri dan pikiran kita. Rasa sakit, takut, cemas, sedih, gelisah, Stres dan yang lainnya, adalah Hasil dari interpretasi diri kita untuk hal hal yang tidak bisa kita kendalikan yang berada di luar diri kita atau bersifat eksternal.
 
Prinsip filsafat stoikisme sendiri Di dasarkan pada kemampuan melihat diri sendiri, manusia lain dan Dunia dengan objektif, serta menerima sifat mereka apa adanya.
 
Munculnya hal hal negatif atau ketidak bahagiaan adalah hasil dari interpretasi atau penafsiran dan respon kita untuk segala hal yang terjadi, padahal segalanya bersifat netral. 
 
Kebahagiaan sejatinya bisa kita dapatkan dengan memfokuskan diri kita kepada hal hal yang berada dalam kendali kita atau internal diri kita seperti pikiran, persepsi, keyakinan, dan tindakan kita sendiri. Dengan begitu kebahagiaan akan mudah di dapat. 
 
Kebanyakan Para filsuf atau penganut filsafat zaman dulu menerapkan ajaran stoikisme ini, mereka bisa mencapai kebahagiaan hanya dengan kebijaksanaan, dan itu sudah cukup bagi mereka.
 
Inilah kenapa jika ada beberapa orang yg menganggap bahwa para filsuf itu tidak ada atau jarang yang mempunyai kekayaan harta atau materi. maka inilah jawabannya, KARANA MEREKA TIDAK TERIKAT DENGAN KONSEP DUNIA yang mengharuskan berbagai macam cara yang intinya untuk mencapai kebahagiaan semata.***

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x