Gerakan 30 September PKI, Sekilas Sejarah Untuk Diingat

- 5 September 2022, 08:59 WIB
Proses pengangkatan jenazah para Jenderal yang dibunuh anggota PKI pada 30 September 1965
Proses pengangkatan jenazah para Jenderal yang dibunuh anggota PKI pada 30 September 1965 /AS Rabasa /Dok. Sejarah Nasional

MEDIA KUPANG - Masih ingatkah Anda tentang sebuah gerakan yang membunuh tujuh Jenderal pada tahun 1965? Gerakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu peristiwa kelam bangsa ini.

Kejadian dan pembunuhan sadis terhadap para jenderal meninggalkan catatan hitam nan kelam. Sayangnya, generasi muda kurang memperingati kematian tujuh Jenderal yang menjadi pahlawan kesaktian Pancasila. Peringatan mereka sebenarnya harus dirayakan secara khusus.

Dulu peristiwa tersebut ditayangkan setiap tanggal 30 September, tetapi setelah era Presiden Soeharto, film G-30S/PKI sudah tidak ditayangkan lagi.

Baca Juga: Banting Istri Tetangga Karena Tidak Balas Chat WA

Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa berlatarbelakang kudeta yang terjadi selama satu malam pada tanggal 30 Septemberhingga 1 Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Penyebutan persitiwa ini memiliki ragam jenis, Presiden Soekarno menyebut peristiwa ini dengan istilah GESTOK (Gerakan Satu Oktober), sementara Presiden Soeharto menyebutnya dengan istilah GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh), dan pada Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah sebutannya menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI).

Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis[2] terbesar di seluruh dunia di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan para petani anggota Barisan Tani Indonesia yang berjumlah 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis serta pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan. Kemudian, Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekret presiden – sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jenderal militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.

Baca Juga: Cinta Luar Biasa Pada Suaminya Sampai Larang Bermain Bola Kaki

Halaman:

Editor: AS Rabasa

Sumber: Dokumen Sejarah Nasional


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x