Material Longsor Timbun Badan Jalan, Ibu Hamil di Perbatasan RI-RDTL Ditandu Petugas Medis

- 14 Februari 2021, 17:54 WIB
Ibu Hamil ditandu
Ibu Hamil ditandu /Royan B/Screenshot

MEDIA KUPANG - Hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir menimbulkan bencana alam baik banjir maupun tanah longsor di berbagai daerah.

Tak terkecuali di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) wilayah Perbatasan Negara Republik Indonesia dengan Republik Demokratic Timor Leste (RI-RDTL).

Pada Minggu 14 Februari 2021 ruas jalan raya di Desa Jenilu,, Kecamatan Kakulul Mesak yang selama ini menjadi jalur perlintasan Internasional, Dili - Oekusi melalui Motamasi - Wini terputus akibat longsor.

Material longsor menutupi jalan setinggi hampir empat meter sehingga tak bisa dilalui kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.

Akibatnya, salah satu ibu hamil yang dibawa menggunakan mobil ambulans terpaksa harus ditandu petugas medis sejauh hampir 500 meter untuk mengganti mobil dan dibawa ke Rumah Sakit Umum di Kota Atambua, Ibu Kota Kabupaten Belu.

Diberitakan media setempat, identitas ibu hamil itu belum diketahui, namun informasi yang diperoleh, ibu hamil itu adalah warga Dusun Weain, Desa Kenebibi, Kecamatan Kakuluk Mesak yang dirujuk dari Puskesmas Atapupu ke RSUD Atambua untuk melahirkan.

Sementara itu, Anggota DPRD Belu Elvis Pedroso yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan pasien ibu hamil yang terpaksa dievakuasi secara estafet lantaran tak bisa melewati jalan karena tertimbun longsor.

“Iya tadi pagi. Pasien ibu hamil terpaksa dievakuasi dari mobil ambulance puskesmas Atapupu ke mobil ambulance Puskesmas Ainiba dirujuk ke RSUD Atambua untuk mendapatkan pertolongan medis,” ungkap Pedroso melalui pesan WhatsAppnya.

Terkait jalan yang tertimbun longsor jelas Elvis bahwa jalan yang tertimbun ada 6 titik. Namun pihaknya bersama pemerintahan setempat sudah berkoordinasi dengan dinas PUPR dan timbunan longsor sudah dibersihkan sehingga arus lintas transportasi sudah kembali lancar di jalur tersebut.

“Dinas PUPR Kabupaten Belu sudah mengeruk material yang tertimbun di badan jalan sehingga arus tranportasi sudah kembali normal,” katanya.

Lebih lanjut Pedroso juga meminta pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Belu untuk segera mengidentifikasi warga yang berdomisili di wilayah longsor yang kemungkinan menjadi korban.

Pasalnya, banyak warga di sekitar wilayah longsor tersebut tepaksa mengungsi ke perumahan trans Ainiba di sekitaran kantor Camat Kakuluk Mesak.

“Ya badan penanggulan bencana harus pro aktif dan segera indentifikasi masyarakat mana yang korban agar bisa didata dan diberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.

 

Pastor Batal Pimpin Misa

Tak hanya seorang ibu hamil yang harus ditandu untuk melanjutkan perjalanan ke Atambua.

Timbunan material longsor pada badan jalan itu juga menghambat pastor di Paroki Stellamaris Atapupu yang akan memimpin memberikan pelayanan misa di sejumlah tempat.

"Romo tidak bisa pimpin misa di Lakafehan dan Ainiba. Material setinggi empat meter di Raimatan dan Busamatan," demikian kata Pastor Yoris Giri melalui layanan Whatsapp, Minggu 14 Februari 2021 pagi.

Kepala Dinas PUPR Belu Vencent K. Laka mengatakan, longsor tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama empat jam pada Sabtu (13/02/2021) malam.

Menurutnya, timbunan longsor terjadi di sejumlah titik jalan negara tersebut dan pihaknya sudah mengeruk sebagian material yang tertimbun di beberapa titik.

"Ya ini hujan tadi malam deras selama 4 jam lebih. Mulai dari Lakafehan, Berluli, dan Jenilu. Tadi kami diminta untuk buka akses cepat guna pelayanan mobil tangki BBM juga untuk Depot Pertamina Atapupu," katanya.

Sejumlah titik sudah namun tambah Eng material yang tertimbun di titik jalan Busamatan-Raikatar pihaknya baru akan mengeruknya pada besok lantaran timbunan material cukup banyak sehingga membutuhkan ekskavator.

"Semua sudah kecuali yang di Busamatan (Raikatar) besok brau di tangani, soalnya longsor dan material terlalu banyak. Besok pagi kami mobilisasi ekskavator untuk penanganan," ujarnya. ***

Editor: Royan B


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah