Mengintip Pengembangan Agrowisata Berbasis Pertanian di Kecamatan Mbeliling

7 Januari 2021, 22:35 WIB
Foto Robertus Resmianto Camat Mbeliling /

MEDIAKUPANG.COM – Kecamatan Mbeliling merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat yang menjadi sentral penghasil pertanian tanaman pangan bagi masyarakat Kabupaten Manggarai Barat.

Komoditas pertanian utama yang dihasilkan yakni padi sawah dan juga tanaman sayuran dan perkebunan, Selain itu, mengingat letaknya dipinggiran kota Labuan Bajo, Kecamatan Mbeliling juga telah ditetapkan menjadi salah satu penyanggah destinasi wisata.

Wilayah Kecamatan Mbeliling berbatasan langsung dengan kecamatan komodo yang merupakan kecamatan penyanggah terdekat dalam mendukung destinasi wisata utama Binatang Komodo di Pulau Komodo Kecamatan Komodo.

Sebagai kecamatan pendukung tentu perlu menyumbangkan produk wisata yang sesuai dengan potensi yang dimiliki baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya, yang tentu berimbas kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Mbeliling.

Demikian disampaikan Robertus Resmianto Camat Mbeliling Kepada MediaKupang.com , saat dijumpai di kediamannya, Kamis 7 Januari 2021.

Untuk kecamatan mbeliling, Robertus Resmianto menyampaikan bahwa Potensi wisata yang telah dieksplor adalah wisata Budaya, Wisata alam di desa Liang Ndara dan Desa Cunca Wulang. Dan yang belum maksimal dieksploitasi seperti Wisata Religi (gereja Tua Rekas),padang garam di darat (Desa Golo Tantong), Gua alam Liang Panas (desa Tondong Belang), Gua Pongkor polo (desa Watu Wangka), Air terjun (cunca Jami desa Cunca Wulang ) dan Air Terjun (cunca Wae Lamba Desa Golo Damu), Puncak Eltari (Desa Golo Damu).

Maka dari itu, Resmianto mengakui bahwa Sumber daya Alam kecamatan mbeliling sangatlah potensial untuk dijadikan destinasi wisata dengan keunikanya berbeda-beda, sehingga sangat memberikan kepuasan bagi wisatawan yang berkujung ke Mbeliling.

Namun yang menjadi kendala adalah kesediaan sumber daya manusia lokal dalam mengelolah potensi Wisata tersebut karena sebagian besar masyarakat kecamatan mbeliling bergerak di sector pertanian subsisten, yang tentu hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarga.

Lebih lanjut, Resmianto menyampaikan bahwa dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangatlah maksimal baik dari penyedianan infrastruktur maupun dari sisi regulasi unuk mendorong lajunya sector jasa pasar pariwisata ini, namun untuk kepentingan mendorong sector pertanian tidak nampak secara signifikan padahal sebagian besar masyarakat kita bergerak di sector pertanian.

"Sehingga bisa saja nanti kearifan local akan tergerus oleh hadirnya wisata premium yang sangat tidak terjangkau oleh potensi sumber daya manusia local",Ucapnya.

Dirinya sangat sepakat apabila pariwisata dijadikan salah satu industri gaya baru, yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain dalam negara penerima wisatawan tetapi kita lupa bahwa pariwisata kuat jika di dukung dengan pertanian yang tangguh karena sector pertanian tidak akan mengalami pailit pada kondisi krisis ekonomi.

Pertanian yang subsisten, menurut Resmianto suatu sistem bertani dimana tujuan utama dari seorang petani untuk memenuhi keperluan hidupnya beserta keluarganya.

Tak hanya itu, Resmianto juga menjelaskan bahwa pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan, yang perlu dirubah adalah pertanian subsisten menjadi pertanian komersil (agrowisata) merupakan hal yang ideal dalam mengurangi kemiskinan.

Pentingnya sector pertanian mempunyai peranan penting untuk mengurangi masyarakat pedesaan dari kemiskinan. dan tidak berpengaruh terhadap krisis ekonomi akibat bencana non alam seperti bencana Covid-19.

Transformasi pertanian di perdesaan, ia mengartikan sebagai perubahan bentuk, ciri, struktur, dan kemampuan sistem pertanian yang mampu menggairahkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan menyehatkan perekonomian masyarakat pedesaan yang berkenaan dengan perbaikan pertanian tradisional menuju komersial.

Ditanya seperti apa cara yang akan dilakukan untuk mewujudkan program tersebut, Resmianto mengatakan bahwa caranya seperti: (1) peningkatan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani terhadap teknologi baru (inovasi) yang diintroduksi; (2) penyediaan bantuan (subsidi) agroinput/sarana produksi pertanian; (3) dukungan modal usaha tani; (4) penyediaan teknologi baru; (5) perbaikan kelembagaan petani; (6) penyediaan prasarana transportasi; dan (7) penyediaan pasar.

Adapun Factor yang dikemukakan oleh Resmianto yang dapat mempengaruhi keberhasilan objek wisata, diantaranya pertama Faktor kelangkaan, wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat jarang ditemukan pada saat ini.

Dan yang kedua adalah kealamihan, menurutnya kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan , contohnya padi sawah yang diproduksi yang menjadi atraksi wisata merupakan padi local yang berwarna hitam,merah,tomat local dan pupuk organic.

Yang ketiga adalah keunikan, menurut Resmianto keunikan dalam hal ini sesuatu yang benar-benar bebrebeda dengan objek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya bertani sawah menggunakan bajak kerbau yang dilengkapi dengan tempat duduk, tarian saat mengirik padi, ritual adat sebelum menanam padi, barong wae dan lauk pauk menggunakan bambu.

Maka dari itu, keuntungan dari pengembangan agrowisata bagi petani local secara detail dengan memunculkan peluang bagi petani local untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup serta kelangsungan kegiatan operasional mereka, sehubungan dengan itu kecamatan Mbeliling dapat menawarkan bermacam atraksi wisata sehingga berkontribusi untuk meningkatkan kesehjatraanya dan kepuasan bagi wisatawan,tutupnya.

Editor: Marselino Kardoso

Tags

Terkini

Terpopuler