Pegiat Lingkungan Soroti 100 Hari Kerja Menteri Sandi di Labuan Bajo Gagal Total

7 Maret 2021, 11:46 WIB
Para pegiat lingkungan sedang mengumpulkan sampah, Minggu 7 Maret 2021 /Media Kupang Paul/

MEDIA KUPANG - Sampah di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), jadi salah satu masalah yang janjinya akan ditangani serius oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Langkah ini masuk dalam upaya membangkitkan, sekaligus mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri.

Dalam kunjungan kerja (kunker) pertama Sandiaga ke salah satu destinasi super prioritas ini, warga sempat mengeluhkan hal tersebut kepadanya.

Baca Juga: Kejar Target, Satgas TMMD dan Warga Pelibaler Bangun 2 Cross Way Jalan

"Sampah jadi salah satu masalah di sini, pak," kata seorang warga Labuan Bajo bernama Lydia pada Kamis malam, 7 Januari 2021.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memang telah membangun fasilitas pengelolaan sampah terpadu guna mengelola sampah 10 ton per hari. Tapi, Menteri Sandi menilai kapasitasnya harus ditingkatkan.

"Masalah sampah ini saya akan berkoordinasi dengan bupati, kapolres, juga untuk sama-sama kita identifikasi masalah dan penanganannya," ucap mantan Cawapres 02 itu.

Salah satu upayanya, sambung Sandi, yakni dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Labuan Bajo agar dapat mengelola sampah jadi produk ekonomi kreatif yang berdaya jual. Ia mendorong komunitas lebih berperan dalam menangani masalah itu di Labuan Bajo.

Dihimpun media ini, pegiat lingkungan asal desa Nggorang mengecam keras persoalan sampah di Kabupaten Manggarai Barat.

Pegiat Lingkungan (PL), Rikardus Nompa mengatakan bahwa pengelolaan sampah di Kabupaten Manggarai Barat saat ini masih perlu banyak perbaikan. Meski menurut dia pengelolaan sudah mengalami peningkatan namun di beberapa lokasi masih banyak yang belum terlayani.

“Di beberapa daerah masih banyak yang belum terpenuhi seperti di daerah "Desa Nggorang," kata Rikardus Nompa kepada Media kupang,Minggu 7 Maret 2021.

Pelayanan yang dimaksud Rikardus adalah keberadaan tempat pembuangan sementara yang masih sangat kurang. Selama konsentrasi hanya seputar dalam kota, keluarnya kosong.

Kunker Menteri Sandi pun tidak luput dari sorotan tajam pegiat lingkungan tersebut. "Sampai hari ini program 100 hari kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Labuan Bajo gagal total", ungkap Rikardus Nompa.

Kemarin Menteri Sandiaga Uno menyentil persoalan sampah di Labuan Bajo, katanya 3 (tiga) bulan kedepan persoalan sampah akan kita atasi. Namun realita itu jauh dari aksi nyata. Jangan-jangan Pak Sandiaga Uno hanya permanis bibir saja pasca kunjungan kerja itu.

Bagaimana mau dukung pariwisata super premium kalau persoalan sampah saja tidak terurus. Sama saja nihil itu tagline "Super Premium", tegas Rikardus Nompa.

“Perlu pembenahan yang akurat. Kita lihat masih banyak sampah yang berserakan dan menumpuk,” katanya.

Masalah juga muncul ketika penanganan sampah dikelola oleh satu instansi. Yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

“Yang mengumpulkan DLHK, yang mengangkut DLHK, jadi kurang maksimal. Kalau cuma satu yang menangani kan,” ungkap Bung Rikardus disapanya.

Perilaku masyarakat yang masih belum disiplin dalam membuang sampah juga jadi masalah tersendiri. Bung Rikardus menilai, kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga kebersihan sangat diperlukan. “Kesadaran masyarakat masih kurang,” ujarnya.

Namun demikian masyarakat tidak bisa disalahkan begitu saja. Semua pihak harus ikut serta dalan peningkatan kesadaran masyarakat.

“Kita minta mulai dari pihak RT, RW, Lurah, Camat sampai Bupati ikut mengarahkan masyarakat agar lebih disipilin. Terkadang mereka masih kurang peduli,” tutup Rikardus.***

Editor: Marselino Kardoso

Tags

Terkini

Terpopuler