Begini Respon Pedagang Dalam Perkembangan Pariwisata di Labuan Bajo

- 17 Januari 2021, 20:06 WIB
Foto Ilustrasi Paul Tengko
Foto Ilustrasi Paul Tengko /

 

MEDIA KUPANG - Labuan Bajo merupakan sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Labuan Bajo menjadi pusat kegiatan industri pariwisata di pulau Flores bagian Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo sudah berlangsung Tahun 1987 sampai
sekarang. Perkembangan pariwisata berawal dari penetapan taman nasional
Komodo sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada tahun 1987.

Pada tahun 2008 Komodo dijadikan sebagai kandidat The new seven Wonder hingga pada tahun 2013 ditetapkan one of the new seven wonder, sekaligus terlaksananya sail komodo. Faktor tersebut turut telah mendatangkan
banyak investor lokal dan asing serta meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo. Selain itu didukung juga kebijakan pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai badan otoritas pariwisata Nasional

Pada mulanya sebelum pariwisata berkembang di Labuan Bajo, masyarakat bekerja sebagai nelayan, petani, dan buruh. Dalam kurun waktu 30 tahun pekerjaan masyarakat tersebut berubah diantaranya tahun sebelum sampai 1980
pekerjaannya meramu, berburu, dan melaut, Tahun 1980-1996 pekerjaan
masyarakat hanya melaut, dan pada tahun 1996 sampai sekarang pekerjaan
tersebut berubah menjadi pekerja di bidang jasa wisata (menjual souvenir, patung,mutiara dan homestay), Pemandu wisata lokal.

Dengan berkembangnya sektor pariwisata tersebut masyarakat mulai menujukan sikap penolakan. Sikap penolakan tersebut dikarenakan pariwisata itu memberikan dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat Labuan Bajo.

* Begini Respon Pedagang dalam perkembangan pariwisata di Labuan Bajo*

Para pedagang (Kain tenun lokal,
pedagang sayur, dan pedagang Mutiara) di Kelurahan Labuan Bajo, mengatakan
bahwa perkembangan pariwisata sudah cukup lama di Labuan Bajo. Perkembangan pariwisata mendapat dukungan dari masyarakat lokal. Kehadiran pariwisata (Investor dan wisatawan) juga di sambut baik oleh masyarakat.

Mina salah seorang Pedagang kaki lima menyampaikan bahwa dari sisi pedagang, ia menilai bahwa kehadiran investor dan wisatawan turut memberikan peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi keluarga dan masyarakat Labuan Bajo pada umumnya.

Sehingga dengan peluang tersebut juga memberikan manfaat yang besar bagi pedagang seperti memudahkan pedagang dalam menjual barang dagangannya. Maka dengan itu secara langsung juga para pedagang mengaku setuju dengan rencana perkembangan pariwisata yang telah dilakukan pemerintah, Ucap dia.

Perkembangan pariwisata sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan
pedagang di Labuan Bajo, hal ini dibuktikan dengan munculnya hubungan
symbiosis mutualisme yang menyebabkan masyarakat tidak merasa asing
dengan kegiatan pariwisata. Hal tersebut juga mendorong masyarakat untuk terus memasarkan produk lokal seperti kain tenun songket dan patung Komodo kepada wisatawan.

Selain itu, perkembangan juga sudah mengubah pekerjaan dari masyarakat lokal. Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan yang sangat besar, seperti; Pengusaha Kuliner, Pengerajin Patung, penjual Kain Tenun, Karyawan Hotel, Karyawan Restoran, Usaha Warung.

Bedasarkan hasil wawancara dengan pedagang menemukan bahwa penghasilan utamanya dari Pariwisata seperti dari hasil tenunan dan Pengerajin Patung. Beberapa yang lain ( pedagang sayuran) mengatakan bahwa pendapatanya bersumber dari penjualn sayuran, namun sebagian besar keluarga pedagang tersebut bekerja di industry pariwisata.

Dampak perkembangan pariwisata telah mengakibatkan munculnya
kejenuhan serta timbulnya gangguan yang dirasakan oleh para pedagang.
Kejenuhan lebih cendurung dirasakan oleh pedagang kain tentun dan pedagang
Mutiara. Kejenuhan pedagang terjadi karena mengunggu wisatawan untuk
membeli barang dagangan, seperti: kain tenun, pedagang Mutiara dan patung
Komodo.

Masyarakat menilai bahwa keuntungan besar pada saat peak season ,sementara untuk low season pedagang harus rela menunggu sampai ada yang membeli dagangannya.

Di sisi lain perkembangan pariwisata memberikan perubahan terhadap pergeseran nilai budaya lokal dan gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut sebagai sebuah konsekuensi dari perkembangan pariwisata.

Melihat segala perkembangan pariwisata yang ada di Labuan Bajo para pedagang menanggapi bahwa pariwisata tidak memberikan masalah yang berarti bagi masyarakat, namun masyarakat mengharapkan supaya semua kebijakan
yang dibuat pemerintah harus berlandaskan pada kebutuhan masyarakat lokal.*** ( Paulus Tengko )

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x