Virus ASF Serang Nelle Sikka, 865 Ternak Babi Mati, Kerugian Capai 2 Miliar Lebih

- 26 Januari 2021, 20:01 WIB
Tim Terpadu Kecamatan Nelle sedang melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk mencegah kematian babi akibat virus ASF
Tim Terpadu Kecamatan Nelle sedang melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk mencegah kematian babi akibat virus ASF /Media Kupang / Eryck/

 

MEDIA KUPANG - Sebanyak 865 ekor babi milik warga masyarakat di Kecamatan Nelle, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF).

ASF atau Demam babi Afrika tersebut, membuat masyarakat di 5 Desa ini, harus mengalami kerugian mencapai Rp.2 Miliar 568 Juta.

Demikian dikatakan Camat Nelle, Kabupaten Sikka, Nicolaus Emanuel, S.Sos, ketika ditemui media ini di Kantor Camat Nelle, pada Selasa, 26 Januari 2021.

Nicolaus menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan dan penyemprotan disinfektan di setiap kandang babi di Kecamatan Nelle, per 21 Januari 2021, terdata 865 ekor ternak babi warga terserang virus ASF.

"Jumlah ini berdasarkan data lapangan yang di kumpulkan oleh tim terpadu di 5 desa se Kecamatan Nelle," terang Nicolaus.

Menurut Nicolaus, kematian ternak babi tertinggi terdapat di Desa Manubura, dengan jumlah 490 ekor.

Diikuti Desa Nelle Barat, sejumlah 168 ekor, Desa Nelle Wutung 101 ekor, Desa Nelle Lorang 59 ekor, serta Desa Nelle Urung 38 ekor.

Selain itu, papar Nicolaus, untuk ternak babi yang sakit berjumlah 138 ekor. Dengan rinciannya yakni, Desa Nelle Wutung 40 ekor, Desa Nelle Lorang 40 ekor, Desa Nelle Urung 37 ekor, Desa Nelle Barat 21 ekor.

"Sedangkan untuk Desa Manubura, tim kami belum menemukan adanya babi yang mengalami sakit," ungkap Nicolaus.

Dikatakan Nicolaus, angka kematian ternak babi ini tertinggi di awal tahun 2021 ini. Dimana, kondisi ini begitu berdampak pada rumah tangga warga, yang sebagian besarnya menggantungkan hidup dari beternak babi.

Nicolaus merincikan, jikalau ternak babi yang mati dengan hitungan harga rata-rata Rp.3 Juta, maka kerugian yang diderita peternak babi di wilayah 5 Desa tersebut mencapai Rp.2 Miliar 568 Juta.

"Jadi, ini nilai kerugian yang begitu besar diderita oleh warga, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19. Tentu sangat berdampak terhadap ekonomi warga karena menjadi tumpuan kebutuhan hidup mereka," sebut Nicolaus.

Terhadap kondisi yang demikian, pihaknya telah melaporkan data kematian babi dan langkah pencegahan yang dilakukan selama sebulan terakhir, kepada Bupati Sikka pada hari ini, Selasa, 26 Januari 2021.

Sejauh ini, menurut Nicolaus, upaya yang dilakukan oleh pihaknya bersama Tim Terpadu yakni, melakukan penyemprotan disinfektan di setiap kandang ternak di 5 wilayah desa.

Tim Terpadu tersebut, terdiri dari, Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Nelle, Polsek Nelle, Aparatur Desa dan Dinas Pertanian.

"Kami Tim Terpadu, telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di setiap kandang ternak babi milik warga. Ini sebagai upaya pencegahan dan untuk menghindari virus ASF," papar Nicolaus.

Selain upaya penyemprotan disinfektan, lanjut Nicolaus, Tim Terpadu juga sudah mengingatkan warga masyarakat untuk jangan membeli babi lebih dahulu dari luar daerah agar bisa mengurangi potensi terkena virus ASF.

Apalagi, kata Nicolaus, saat ini sudah ada Surat Edaran Bupati Sikka untuk melarang aktivitas jual beli ternak babi antar wilayah.

"Kami sudah berikan edukasi kepada masyarakat, agar jangan membeli babi untuk sementara waktu, sambil kita mencari jalan keluar. Karena menurut pihak Dinas Pertanian, virus ASF ini belum ada obatnya," tutur Nicolaus.

Nicolaus berharap, agar Dinas Pertanian Kabupaten Sikka betul-betul turun ke peternak, tidak hanya sekedar mengambil sampel babi yang sudah mati saja.

Tetapi pasca kematian babi itu, harus adanya tindakan secara teknis yang dibuat, guna mengantisipasi kematian babi yang lebih tinggi lagi, sebagai akibat dari virus ASF.

"Saya sebagai Camat bersama para Kepala Desa bukanlah orang teknis. Kami hanya mau menyelamatkan masyarakat, dengan mengambil tindakan sesuai kemampuan kami mampu," ungkapnya.*** (Eryck)

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah