FREN Berikan Inspirasi Bagi Kaum Muda Untuk Berwirausaha

- 29 Januari 2021, 19:32 WIB
Kegiatan Bincang Inspirasi Kaum Muda yang diselenggarakan oleh FREN bersama puluhan kaum muda di Hotel Capa Resort, Maumere, Kabupaten Sikka
Kegiatan Bincang Inspirasi Kaum Muda yang diselenggarakan oleh FREN bersama puluhan kaum muda di Hotel Capa Resort, Maumere, Kabupaten Sikka /Media Kupang Ric/


MEDIA KUPANG - Yayasan Flores Children Development (FREN) merupakan sebuah yayasan yang melakukan program pengembangan anak, dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang fokus pada anak.

Yayasan FREN yang sudah bekerja sama dengan ChildFund Internasional di Indonesia sejak tahun 2011 ini, akhirnya menyelenggarakan kegiatan bersama puluhan kaum muda di Kabupaten Sikka, bertempat di Hotel Capa Resort Maumere, pada Jumad, 29 Januari 2021.

Ketua Yayasan FREN, Bona Kowan Kornelis, dalam kesempatan itu mengatakan, tujuan dari kegiatan Bincang Inspirasi Kaum Muda tersebut, dengan maksud agar bisa membangkitkan semangat kaum muda untuk berwirausaha.

"Ini sesuai dengan visi-misi lembaga yakni, agar mereka bisa menjadi remaja yang cerdas, percaya diri dan mempunyai inovasi," terangnya.

Menurut Bona, sapaan akrabnya, kegiatan seperti ini sudah dilakukan pihaknya sejak tahun 2012 lalu. Sehingga, Bona mengharapkan, bukan saja puluhan kaum muda yang akan sukses nantinya melainkan harus melebihi angka itu.

"Hadir disini ada yang sukses juga seperti pekerjaan pangkas rambut, itu ada anak muda di beberapa desa di Kecamatan Waigete. Kegiatan pangkas rambut ini juga sama dengan yang dilakukan di Kabupaten Flores Timur dan Ende," terangnya.

Bona mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya memiliki wilayah kerja pada 3 Kabupaten yakni Ende, Sikka dan Flores Timur (Flotim)

Di Kabupaten Ende, pihaknya mendampingi 5 Kecamatan dengan 16 Desa. Di Kabupaten Sikka, pihaknya bekerja pada 2 Kecamatan yakni Waigete dan Hewokloang dengan 14 desa.  Sedangkan, Kabupaten Flores Timur ada 4 kecamatan dengan total 28 desa. Dan, total anak yang didampingi pihaknya di 3 kabupaten tersebut sebanyak 2.300 duta anak.

Bona juga mengatakan, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) banyak didominasi oleh kaum milenial yakni anak-anak muda ini.

"Kita harapkan anak-anak remaja ini sudah banyak mempunyai usaha. Tetapi dalam kenyataannya, tidak semudah membalikan telapak tangan dalam membimbing mereka. Karena anak muda sekarang lebih banyak berhura-hura ketimbang meluangkan waktu untuk membuat sebuah karya yang bermanfaat," jelasnya.

Lanjut Bona, untuk merubah perilaku mereka tersebut, tak hanya butuh peran dari pihaknya saja tetapi butuh penanganan yang serius dari semua pihak.

Pihaknya juga meminta dukungan dari Pemerintah Daerah setempat dan juga sudah bekerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk memacu, memberi motifasi dan semangat untuk anak anak muda.

"Sebagai anak muda, mereka harus punya kreatifitas dan kemauan untuk memajukan wilayah sendiri. Dengan pelatihan ini, kita memberikan motifasi kepada mereka agar tetap mempunyai cita-cita dan semangat yang tinggi untuk berkarya dan berwirausaha," ungkapnya.

Sementara itu, Yance Maring, seorang anak muda yang merupakan petani irigasi tetes di Kabupaten Sikka mengungkapkan, sebelum menjalankan sebuah misi atau program, harus mempunyai perhitungan dan perencanaan yang matang.

Dihadapan puluhan kaum muda tersebut, Yance yang sudah sukses mengembangkan sistem irigasi tetes berbasis SMS dan Wi-fi pada tanaman holtikultura ini menjelaskan, dirinya tak malu menjadi seorang petani karena merupakan sebuah pilihan hidupnya sejak dahulu.

Yance yang menjadi pembicara untuk memotivasi kaum muda pada kegiatan tersebut juga menceritakan pengalaman hidupnya mengikuti kuliah di Israel selama kurang lebih setahun pada 2018 lalu. Hingga akhirnya datang dan menerapkan sistem irigasi tetes di Kabupaten Sikka, yang dipelajarinya dari AICAT University, Israel.

"Dengan modal Rp.75 Juta yang saya bawah dari Israel, saya mulai menanam tanaman holtikultura dengan menerapkan sistem irigasi tetes. Tetapi karena debit airnya kurang akhirnya saya gagal," terangnya.

Tetapi dirinya juga tak patah semangat untuk bangkit dan berusaha lagi. Sehingga, Yance memberanikan diri untuk meminjam uang di salah satu Bank dan memulai usahanya lagi hingga saat ini.

Diakui Yance, sistem irigasi tetes memang mempunyai keunggulan hemat air dan hemat tenaga namun perlu investasi yang lumayan besar karena harus membeli banyak peralatan untuk sistem irigasi tetes tersebut.

"Ini kisah saya tetapi yang harus dipetik, jangan gagal dan terus berhenti. Ketika kalian gagal, harus berusaha dan berusaha lagi untuk bangkit. Sebagai anak muda, jangan malu jadi petani," pungkasnya.***

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah