Pupuk Langka di Lelak, Diduga Ada Permainan Distributor

- 30 Januari 2021, 22:27 WIB
Ilustrasi  Pupuk
Ilustrasi Pupuk /Pixbay Paul Tengko MediaKupang/

MEDIA KUPANG - Petani di Desa Lentang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai mengeluhkan kelangkaan pupuk NPK bersubsidi. Sejumlah kelompok tani (poktan) tidak mendapatkan pupuk ini sejak tahun 2020.

Pasalnya mereka sudah memasukkan berkas dan uang pembelian pupuk kepada pengecer sesuai persyaratan yang berlaku. Pihaknya berkali-kali memasukkan formulir pembelian dan sejumlah uang tapi pengecer berkilah dan menolaknya. Pengecer hanya menerima berkas, sedangkan uang pembelian pupuk ditolak.

Bendahara Kelompok Tani Lawang, Desa Lentang, Fidelis Jebarus ketika diwawancarai di Desa Lentang, Rabu 27 Januari 2021 kemarin sore mengaku, kecewa atas tindakan oknum pengecer yang dinilai mempersulit sejumlah kelompok tani. Pihaknya hanya mendapatkan 11 karung pupuk dari jatah yang seharusnya diterima 2,75 ton.

Oleh sebab itu, pihak Fidelis dan sejumlah kelompok tani dari Desa Lentang dan Desa Ketang mendatangi rumah pengecer untuk mempertanyakan kejelasan pupuk tersebut.

Fidelis menambahkan, sempat terjadi adu mulut karena Kelompok Tani Lawang mengambil 28 karung jatah pupuk untuk kelompoknya. Disebutkan bahwa pupuk yang di-dropping Rabu sore merupakan jatah tahun 2021, sedangkan mereka tak mendapatkan pupuk untuk jatah tahun 2020. Para petani sudah dua tahun gagal panen karena kekurangan pupuk.

Saya sudah beberapa kali memasukkan uang ke pengecer (Kristoforus Jenali) sejak bulan Oktober, November, Desember, (dia) tidak pernah diterima (uang),” kata Fidelis.

Fidelis melanjutkan, pihaknya diberitahu oleh pengecer, Kristoforus Jenali pada Desember 2020 agar menunggu perubahan sistem, yaitu menunggu kartu tani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Awal Januari 2021, Kristoforus menelepon Fidelis untuk meminta formulir pembelian pupuk. Fidelis pun mengiyakan permintaan itu. Namun Kristoforus menolak uang pembelian dari pihak Fidelis dan hanya menerima formulir.

Di sisi lain, pihak Fidelis membutuhkan pupuk karena tak mau mengulangi pengalaman gagal panen. Tahun 2020 pihaknya hanya mendapatkan 11 karung NPK dan 3 karung urea untuk MT1, sedangkan MT2 ditolak terus.

Namun di sisi lain, pihaknya kecewa atas perbuatan Kristoforus yang dinilai tidak melayani pembelian pupuk untuk Poktan Lawang. Dia menduga Kristoforus “bemain” dan menjual pupuk bersubsidi kepada pihak lain, serta memiliki sentimen pribadi dengan Poktan Lawang.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah