Baca Juga: Jadi Ketua ASEAN 2023, ini Prioritas Indonesia untuk Timor Leste
Bukan jumlah uang wisata yang naik menjadi patokan tapi berapa besar toleransi yang bisa diterima oleh lingkungan komodo.
Jadi komodo tidak menjadi korban dari jumlah pengunjung, komodo kita teralu berharga untuk dikorbankan sebagai objek komersial memperoleh uang.
Jadikan komodo kita bukan objek turis tapi subjek turis. Bukan komodo yang harus menyesuaikan dengan jumlah turis melainkan jumlah turis yang harus dikendalikan sesuai dengan daya serap, daya tampung dari kemampuannya komodo.
Kalau perlu tarif dinaikan sebagai pengganti jumlah yang dibatasi, bukan jumlah turis yang ditambah. Tetapi tetapkan satu filing diatas filing itu tarif naikan sebagai pengganti dari jumlah.
Baca Juga: Yuk Lihat Apa Ramalan Zodiak Anda, Jumat 22 Juli 2022, Pisces Hari Yang Fantastis
Dengan demikian komodo kita harap tetap bisa hidup sepanjang zaman, masih banyak yang perlu diorientasi pembangunan pariwisata daerah Labuan Bajo bukan pariwisata oriented tapi survivor pelestarian, peningkatan dari pada komodo yang unik itu.
Dengan tercapainya pelestarian itu, menjadi daya tarik pariwisata.
"Saya mungkin sebentar lagi tidak ada, tetapi komodo harus tetap ada, met off zonder kita dalam dunia ini. Sepakati itu yang harus kita tanam, bahwa kita membangun komodo bukan sebagai objek tetapi komodo sebagai subjek yang unik pemberian Tuhan pada alam Indonesia," tuturnya.***