MEDIA KUPANG - Akhir-akhir ini Pemerintah memprogramkan pembangunan Base Transceiver Station di daerah-daerah dengan tujuan agar jaringan internet bisa terjangkau semua lapisan masyarakat.
Base Transceiver Station atau (BTS) adalah suatu infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator.
Baca Juga: Dewi Persik dan Emak-emak yang Menuduhnya Pelacur, Alamatnya Sudah Diketahui Sudah
Awalnya, masyarakat sangat senang dan antusias dengan program tersebut. Hal tersebut karena masyarakat akan mudah mengakses internet.
Dalam perjalanan waktu, setelah rampung pembangunan BTS dan diaktifkan, ternyata hasilnya di luar ekspektasi.
Jaringan internet bukanna meningkat jadi lebih kuat tetapi malah jadi lemah bahkan hilang. Masyarakat mulai merasa geram. Pemerintah dinilai membohongi masyarakat dengan pembangunan BTS.
Baca Juga: Begini Status Bidan dan Perawat yang Digerebek Warga Sedang Mesum di Puskesmas
Pengalaman jaringan internet BTS yang tidak memuaskan tersebut dialami juga oleh masyarakat desa Sipi, Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.
Viral di media sosial, siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ujian berbasis internet harus pergi mencari signyal di hutan. Bayangkan betapa menderitanya mereka.