Siswa Mengikuti Ujian ANBK di Hutan, Jaringan Internet BTS Tidak Bisa Diakses

- 3 November 2022, 16:12 WIB
Siswa-siswi SD di Elar Selatan kerjakan soal ANBK di hutan
Siswa-siswi SD di Elar Selatan kerjakan soal ANBK di hutan /AS Rabasa /

MEDIA KUPANG - Akhir-akhir ini Pemerintah memprogramkan pembangunan Base Transceiver Station di daerah-daerah dengan tujuan agar jaringan internet bisa terjangkau semua lapisan masyarakat.

Base Transceiver Station atau (BTS) adalah suatu infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator.

Baca Juga: Dewi Persik dan Emak-emak yang Menuduhnya Pelacur, Alamatnya Sudah Diketahui Sudah

Awalnya, masyarakat sangat senang dan antusias dengan program tersebut. Hal tersebut karena masyarakat akan mudah mengakses internet.

Dalam perjalanan waktu, setelah rampung pembangunan BTS dan diaktifkan, ternyata hasilnya di luar ekspektasi.

Jaringan internet bukanna meningkat jadi lebih kuat tetapi malah jadi lemah bahkan hilang. Masyarakat mulai merasa geram. Pemerintah dinilai membohongi masyarakat dengan pembangunan BTS.

Baca Juga: Begini Status Bidan dan Perawat yang Digerebek Warga Sedang Mesum di Puskesmas

Pengalaman jaringan internet BTS yang tidak memuaskan tersebut dialami juga oleh masyarakat desa Sipi, Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Viral di media sosial, siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ujian berbasis internet harus pergi mencari signyal di hutan. Bayangkan betapa menderitanya mereka. 

Dalam unggahan video yang kami terima, seorang guru meminta kepada Menteri Kominfo Jonny G. Plate agar segera menonaktifkan jaringan BTS yang sudah dibangun karena tidak ada gunanya.

Baca Juga: Manggarai Timur Menjadi Role Model IKM dan Program Sekolah Penggerak di Indonesia

"Di desa kami, kami tidak bisa akses internet karena jaringan internet hilang. YouTube, Facebook, Twitter dan aplikasi internet lainnya tidak bisa kami akses, bahkan telepon biasa pun tidak bisa dilakukan," ungkap salah satu guru di SD Sipi.

Lanjut dikatakan bahwa pembangunan BTS ini hanya menghabiskan anggaran negara. Tidak ada manfaatnya sama sekali.

"Pembangunan BTS ini hanya menghabiskan anggaran negara. Maka non aktifkan saja jaringan BTS. Kami sedang mengikuti ujian ANBK tetapi kami harus mengerjakan soal di hutan yang tidak diganggu jaringan BTS. Maka sekali lagi kami minta kepada Bapak Menteri Kominfo dan Dinas Kominfo Manggarai Timur untuk segera menonaktifkan jaringan BTS," tuturnya.

Baca Juga: Isu Presiden Joko Widodo Mau Jadi Ketua Umum PDIP, Begini Tanggapan Ganjar Pranowo

Data teknis BTS yang digunakan berupa eksisting lokasi BTS dan data kuat sinyal BTS dengan jarak cakupan sejauh 10 km. jarak cakupan sinyal tersebut menunjukkan bahwa jarak sejauh 10 km dari masing-masing BTS bersama merupakan area cakupan BTStersebut.

Tercatat, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memiliki BTS terbanyak dengan jumlah 237,3 ribu BTS di seluruh Indonesia pada Juni 2021. Jumlah BTS PT Telkomsel tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan jumlah BTS operator seluler lainnya, termasuk jika Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 merger.***

 

Editor: AS Rabasa

Sumber: Tiktok @ekyadsen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah