Sebab Kematian Agustinus Leyong Tolok Masih Tersungkup Misteri

12 Februari 2022, 07:35 WIB
Akhmad Bumi, SH /

MEDIA KUPANG – Penyidik Polres Lembata masih belum berhasil menyingkap misteri kematian guru SMKN Atadei, Kabupaten Lembata, NTT, Agustinus Leyong Tolok. Padahal, kasus ini sudah menelan waktu hingga satu tahun lebih, sejak mayatnya ditemukan Sabtu (14/11/2020) silam.

Penyidik Polres Lembata sempat mengeluarkan Surat Penghentikan Penyidikan Perkara (SP3) kasus ini.

Namun kuasa hukum istri korban dari Firma Hukum ABP, Kupang, mendesak agar dilakukan penyidikan ulang. Sehingga Polda NTT pun merespon dan menggelar kembali perkara ini. Dan, Polres Lembata pun kembali melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

Kuasa hukum Yustina Bluan, istri korban, Akhmad Bumi, SH dalam rilisnya yang diterima Media Kupang, Jumat (11/2/2022), menduga, Agustinus Leyong Tolok tidak “dihabisi” di tempat lain baru dipindahkan ke tempat mayatnya ditemukan.

Dugaan itu disampaikan berdasarkan keterangan para saksi yang memberikan keterangan mereka kepada penyidik Polres Lembata.

“Pada pukul 16.20 Wita, saat saksi Aloysius Weka berdiri di kandung babi yang jarak dengan kali mati tempat ditemukan mayat Agustinus Leyong Tolok sekitar 8 meter, tapi tidak mencium bau apa-apa”, jelas dia.

Baca Juga: Peringati Panca Windu, AMMAPAI Kupang Tanam 5.000 Pohon Keliling Gunung Ile Ape

Tapi, “Saksi Kristoforus Pati pada pukul 19.30 Wita saat ditemukan korban Agustinus Leyong Tolok tidak bisa mendekat karena bau mayat sangat menyengat. Diduga mayat korban Agustinus Leyong Tolok disimpan di kali mati di atas pukul 16.20 Wita pada Sabtu, 14 November 2020”, demikian rilis dari Akhmad Bumi, kuasa hukum istri korban.

Awalnya, penyelidikan kasus ini ditangani Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Komang Sukamara, SH.

Namun kini posisinya Kasat Reskrim Polres Lembata digantikan Iptu Yohanes Mau Blegur, SH. Diharapkan, pergantian Kasat Reskrim ini bisa berdampak pada pengungkapan misteri kematian Agustinus Leyong Tolok.

Mengutip keterangan saksi Maria Adriana Letek, Akhmad Bumi menuturkan bahwa hari Jumat (13/11/2022), Agustinus Leyong Tolok masih berada dalam ruangan laboratorium sekolah.

Saksi Adriana Letek dan suaminya, Gergorius Bernadus Wajo, sempat menemui korban untuk melakukan transaksi pembayaran bibit tanaman.

Saksi lainnya, Aloysius Ola dalam keterangannya, jelas Akhmad Bumi, bahwa pada hari Jumad, 13 November 2020, pukul 12:45 Wita, digelar rapat guru yang dipimpin Kepala Sekolah SMKN Atadei, Fernandus W. Karangora.

Ketika itu, hadir Kritoforus Pati (Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan), Paulina Lipa (bendahara komite), Atanasius Ratu Tapuona (ketua program ATPH), Hilarius Titus Nuba (wakil kepala sekolah bidang kurikulum), Agnes Pene (guru APHP), dan Marianus Ola Wawin (guru biologi).

Baca Juga: Jalan ke Desanya Rusak Parah, Pendemo Ini Teteskan Air Mata Di Depan Jaksa Kejari Alor

“Sedangkan guru yang tidak ikut rapat adalah Agustinus Leyong Tolok (almarhum), Adriana Letek, Gregorius Bernadus Wajo dan Eduardus Erung”, urai Akhmad Bumi, mengutip keterangan saksi.

Sejak itu, almarhum Agustinus Leyong Tolok sudah tidak kelihatan sampai mayatnya ditemukan Sabtu (14/11/2020) malam sekitar pukul 19.30 Wita. Mayatnya tergetak di atas tumpukan batu kali mati, dekat kandang babi milik sekolah.

Kondisi mayat saat ditemukan sudah membusuk dan mengeluarkan bau yang menyengat. Polisi sempat menyimpulkan korban meninggal karena bunuh diri dengan minum racun. Akan tetapi, keluarga korban melalui kuasa hukum istri korban, meragukan kesimpulan itu.

Saat ini, penyidik reskrim Polres Lembata masih memeriksa saksi-saksi. Belum ada kesimpulan apa-apa soal perkara ini. Apakah akan ada tersangka pembunuhan, atau tetap pada kesimpulan awal, belum diperoleh informasi. Penyidik Polres hanya menyatakan, pihaknya sedang mendalami kasus ini. ***

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon

Tags

Terkini

Terpopuler