Lepas Jabatan Yayasan Papa Miskin, RD Kristo Soge Minta Keluarga Besar RS Bukit Dukung RD Yohanes Angka Wokal

- 25 Februari 2022, 08:46 WIB
Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez mengalungi selendang kepada RD Yohanes Angka Wokal, ketua Yayasan Papa Miskin yang baru.
Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez mengalungi selendang kepada RD Yohanes Angka Wokal, ketua Yayasan Papa Miskin yang baru. /Freddy Wahon

MEDIA KUPANG – Setelah 7 tahun lebih menjabat Ketua Yayasan  Papa Miskin yang mengelola Rumah Sakit Bukit (RSB) Lewoleba, RD Kristo Soge akhirnya dipindahtugaskan oleh Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, Pr menjadi Pastor Paroki Kristus Raja Wangatoa, Lewoleba, Lembata.

Pengganti RD Kristo adalah RD Yohanes Angka Wokal, yang sebelumnya menjadi pastor rekan di Paroki Kiwang Ona, Dekenat Adonara.

Acara pisah sambut ketua Yayasan Papa Miskin digelar sederhana di aula RSB Lewoleba, Kamis (24/2/2022) malam, yang diikuti segenap karyawan, baik yang bekerja di Yayasan maupun RSB. Hadir juga, Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez.

Baca Juga: Rilis BMKG Jumat 25 Februari 2022 : Waspada, 7 Kota di NTT Hujan Petir di Siang Hari

Dalam sambutan perpisahan, RD Kristo Soge meminta segenap karyawan, para dokter, dan paramedis yang bertugas di RSB untuk memberikan dukungan dan kerja sama yang baik kepada RD Yohanes yang dipercayakan Uskup Larantuka menjadi ketua yayasan menggantikan dirinya.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada Uskup Larantuka melalui Romo Deken Lembata Romo Sinyo da Gomez yang sudah mempercayakan saya selama tujuh tahun lebih menjadi ketua Yayasan Papa Miskin yang menaungi Rumah Sakit Bukit Lewoleba,” ungkap RD Kristo Soge.

Tujuh tahun lebih mengelola RSB, katanya, tentu saja ada suka-duka, sukses dan kegagalan yang  sesungguhnya merupakan hal yang wajar dalam karya pelayanan. “Namun, yang saya harus maknai dan pegang dalam ziarah panggilan hidup saya bahwa ada semangat kerjasama yang baik di antara pemimpin, direktur RS Bukit, dan seluruh karyawan-karyawati di rumah sakit dan jadi kekuatan, dan pada saat ini boleh berbangga bahwa rumah sakit di 2022 ini berbeda dengan 2015 lalu. Itu semua karena kerjasama kita semua,” ungkap RD Kristo.

Dikatakan, apa yang sudah dibuatnya selama di RSB, tentunya lebih diketahui para karyawan. Hanya saja, lanjutnya, saat ini patutlah berbangga karena di luar sana orang-orang juga membicarakan RSB saat ini. Namun kebanggaan itu, lanjutnya, tidak lalu membuat diam dan tak lagi bekerja, karena dibandingkan rumah sakit swasta yang lain, RSB masih belum apa-apa.

Ia juga mengajak para dokter, perawat, dan segenap karyawan agar membangun dan memelihara kerjasama, kerja keras, dan disiplin yang sudah dibina selama ini. “Terus ditumbuhkembangkan demi peningkatan pelayanan.”

Sejak awal memimpin yayasan, ia mengaku tak tahu apa-apa soal rumah sakit. Karena tidak pernah dibekali manajemen rumah sakit, dan hanya dibekali manajemen mengurus paroki. “Tapi walau kosong, saya hanya bawa hati. Seorang imam datang berkarya melayani dan bersama karyawan-karyawati berjuang bersama bangun rumah sakit. Dan, pada akhirnya memunculkan motto melayani dengan hati,” ucap RD Kristo, yang tampak matanya mulai memerah menahan sedih.

Halaman:

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x