Lepas Jabatan Yayasan Papa Miskin, RD Kristo Soge Minta Keluarga Besar RS Bukit Dukung RD Yohanes Angka Wokal

- 25 Februari 2022, 08:46 WIB
Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez mengalungi selendang kepada RD Yohanes Angka Wokal, ketua Yayasan Papa Miskin yang baru.
Deken Lembata, RD Philipus Sinyo da Gomez mengalungi selendang kepada RD Yohanes Angka Wokal, ketua Yayasan Papa Miskin yang baru. /Freddy Wahon

Karena hati, sambung dia, maka tunjukkan rasa atanggung jawab. “Walau berat karena berhadapan dengan sekian puluh orang yang miliki watak dan kepribadian berbeda. Kadang muncul hal menyakitkan tapi juga menyenangkan, dan Romo Deken selalu menenangkan saya. Dia (Romo Sinyo-Red) bapak yang baik bagi saya,” kata RD Kristo.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada segenap keluarga besar RS Bukit jika ia terkadang kasar. Namun hal itu bukan karena kebencian, namun karena cinta. “Dan, buahnya baru sedikit dinikmati sekarang dan harus terus berjuang meningkatkan pelayanan.”

Di tahun 2020, lanjutnya, RSB sudah mulai menerima karyawan Muslim, sebagai bentuk menyatakan bahwa pelayanan RSB bukan hanya untuk umat Katolik saja tapi semua masyarakat.

Baca Juga: Kasus Pembangunan Kantor Camat Buyasuri Mulai Disidangkan, JPU Dakwa Negara Rugi Rp 139 Juta Lebih

Di ujung sambutannya, RD Kristo menyampaikan salam perpisahan. “Memang berat menyampaikan perpisahan, tapi mungkin Allah punya rencana lain untuk saya dan RS Bukit dan Bapak Uskup berikan SK kepada saya untuk tinggalkan RS Bukit dan mendapatkan pemimpin baru. Mari bangun kerjasama yang baik sebagaimana dibangun selama ini dan dengan Romo Anis untuk berjuang bersama demi kemajuan RS Bukit,” tutup RD Kristo.

Sementara itu, RD Yohanes Angka Wokal dalam sambutannya, mengaku berat hati menerima SK sebagai Ketua Yayasan Papa Miskin. Ia lebih ingin menjadi pastor rekan di paroki. Karena ditugaskan, ia pun datang dan mendapat situasi baru dan merupakan suatu hal luar biasa yang menantang.

 “Karena ini pelayanan sesuai dengan Sabda Tuhan, firman Allah, karena itu menjadi dasar. Tantangan karena asing di tempat ini. Melihat dengan sinode para uskup, ada tiga kata yang penting, Persekutuan, Partisipasi dan Misi ya sudah lazim dipakai di paroki. Sebagai orang medis adalah satu persekutuan di rumah sakit. Karena itu dalam satu persekutuan tidak bisa lepas satu dengan yang lain. Kata Romo Kristo dulunya hanya orang Katolik yang bekerja di sini, dan sekarang ada yang Muslim, dan jadi satu persekutuan, saling bersatu, saling membangun,” kata Romo Anis, begitu RD Yohanes Angka Wokal akrab disapa.

Karena itu, walau berbeda-beda bidang, namun saling membantu dalam satu lembaga dan saling menunjang, pikiran, hati, dan budi semua dicurahkan dalam persekutuan bersama dalam komunitas lembaga besar ini. Jika ada bidang lain kesulitan, dibantu dengan cara masing-masing agar yang terima tugas pada bidang tertentu merasa didukung dan dibantu.

Menurut dia, jika bersatu dan bekerjasama, ada partisipasi bersama dalam pelayanan medis, maka semua mempunyai tugas adalah membantu para pasien yang adalah tamu Illahi, para pasien yang harus dilayani dengan hati dan tentu saja output-nya adalah semua yang dilayani mengalami keselamatan dan kesembuhan dari Allah melalui tangan semua yang bertugas melayani. “Tiga aspek persekutuan, pelayanan, dan misi harus dimiliki dalam lembaga ini,” tandasnya.

RD Kristo Soge dan Direktur RSB dr. Ani salam kompak sekaligus tanda perpisahan.
RD Kristo Soge dan Direktur RSB dr. Ani salam kompak sekaligus tanda perpisahan. /Freddy Wahon

Halaman:

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah