Sering Jadi Tempat Curhat? Ini Cara Jitu Tanggapi Curhatan Teman yang Merasa Hidup ini Terlalu Susah

20 Agustus 2022, 20:31 WIB
Ilustrasi teman curahan hati (curhat). Cara jitu menanggapi curhatan teman. /Pixabay/Alexas Fotos

MEDIA KUPANG – Semua orang punya teman, dan teman bisa jadi milik semua orang. Adanya teman mengandaikan adanya komunikasi timbal balik.

Percuma berteman jika tidak punya komunikasi, itu sama seperti kita tengah memandang Patung Seroja di Halilulik, Tugu Biinmaffo Kefamenanu atau Patung Burung di Penfui, selamanya membisu.

Komunikasi yang dibangun, tak selamanya hal yang baik-baik saja. Semisal tentang pengalaman jatuh cinta, cinta jatuh pada orang yang tepat, dan hal baik lainnya.

Baca Juga: 3 Pria dengan Zodiak Ini Sangat Perhatian Setelah Menikah, Yuk Simak Selengkapnya

Pada saat yang sama, putus cinta dan patah hati bisa menjadi bahan untuk dicurahkan. Misalnya bulan lalu, Anda jatuh cinta. Lalu sebulan kemudian, Anda ingin jatuh ke jurang di Liliba.

Adanya komunikasi ini, membuat pribadi yang satu dengan lainnya tanpa sekat. Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui siapapun, bahkan kekasihmu. Tidak perlu disebutkan.

Sebagaimana komunikasi, curahan hati (curhat) hanya bisa dicurahkan kepada seseorang yang dianggap dekat, tepat, dan tanpa sekat. Seseorang yang bisa mendengar dan memahami isi hatimu.

Curhat, adanya identik dengan masalah-masalah kehidupan personal. Semisal pasangan, pekerjaan, sekolah, pertemanan, keluarga, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pertama di NTT, KFK Gelar Flobamora Film Festival yang Berskala Nasional

Masalah-masalah itu lalu diceritakan seseorang kepada orang lain, mungkin Anda, dia, atau siapapun itu yang dianggap dekat. Namun demikian, sebagai teman curhat, kadang kita bingung mau bikin apa.

Bisa saja seseorang bercurah bukan untuk diberi solusi, melainkan hanya untuk didengar. Lantas bagaimana kita bisa mengetahuinya? Bagaimana tanggapan kita?

Berikut, beberapa rekomendasi – cara jitu menjadikan diri kita pribadi yang tanggap terhadap curahan hati seseorang.

Menjadi Pendengar yang Bijak

Berilah kesempatan kepada dia yang menjadikan kita sebagai teman curhat. Kita hanya perlu mendengar tanpa memotong curhatannya sebelum ia benar-benar berhenti berkeluh-kesah.

Baca Juga: Dua Pekan, ‘Pengabdi Setan 2’ Joko Anwar Masuk Film Indonesia Terlaris Sepanjang 2022

Mendengar – menyimak secara baik ialah kesempatan paling berharga bagi dia untuk merdeka dari belenggu pikiran, dan perasaan. Ia butuh didengar sebelum akhirnya ia pun mendengar tanggapanmu.

Membuat Simpulan

Ketika dia, entah siapapun itu mengakhiri curhatannya, buatlah simpulan dari semua yang telah dicurahkan. Membuat simpulan, bukan berarti kita menjadi pencerita.

Simpulan itu hanya bertujuan untuk meyakinkan dia bahwa curhatannya benar-benar didengar. Artinya, dia telah memilih kita sebagai orang yang tepat untuk bercurah.

Bertanya Seperlunya

Usai membuat simpulan, sempatkan diri untuk bertanya. Mungkin ada sesuatu yang telewat, yang belum sempat dicurahkan.

Pertanyaan itu umumnya terkait sebab-akibat dari masalah yang membebaninya. Dan, ada baiknya kita tidak memaksa dia untuk memberi jawaban. Kadang, geleng kepala atau anggukan adalah jawabannya.

Membuat Ilustrasi

Ilustrasi dimaksud lebih kepada sharing pengalaman. Mungkin saja kita pernah mengalami masalah yang sama, atau sempat membacanya di sumber tertentu.

Baca Juga: Heboh! 10 Kuntilanak Ikut Gerak Jalan Tanpa Melayang dalam Semarak HUT RI

Namun demikian, kita tidak mengarang bebas, sebab itu bukan ujian Bahasa Indonesia. Ujian yang dihadapi adalah menampung kekuatan untuk tidak jatuh air mata, apalagi jatuhkan diri di Jembatan Liliba.

Melalui ilustrasi tersebut, dia tidak merasa sebagai orang yang paling terbeban di dunia. Bahwa selain dia, ada juga orang lain, termasuk kita.

Sempatkan Diri untuk Melucu

Melucu, bukanlah kewajiban sebagai teman – tempat curhat seseorang. Kita tidak perlu menjadi pelawak profesional untuk membuat seseorang tertawa. Dan, tidak perlu memaksakan diri untuk melucu.

Jika Anda sudah terbiasa, lakukan. Entah ekspresi tubuh, ataupun narasi. Bisa saja banjir air matanya ketika bercurah, menjelma tawa ria.

Perlu diingat, jika melucu berulang kali dan tidak berhasil, lebih baik berhenti. Bersiaplah untuk memulai tahapan akhir dari peran sebagai teman – tempat curhat.

Menawarkan Pilihan Solutif

Umunya, setiap curahan hati diakhiri dengan tawaran solutif. Sebagaimana masalah, selalu punya solusi.

Solusi diberikan sebagai pilihan, bukanlah kehendak mutlak. Artinya, sebagai teman – tempat curhat, kita tidak punya kehendak untuk memberikan solusi. Kapasitas kita sebatas menawarkan.

Baca Juga: Link dan Lirik Lagu Ojo Dibandingke yang Dinyanyikan Farel Prayoga di Depan Presiden Saat 17 Agustus 2022

Tawaran solusi itu dipilih atau tidak, itu haknya dia yang bercurah. Solusi itu bisa berupa saran, arahan, bahkan materi, dan lain-lain. Tetapi semampunya, jangan dipaksakan.

Hal yang paling penting, buatlah temanmu bahwa hidup ini tidak susah untuk dijalani selagi masih ada orang lain yang mau membantu. Minimal mendengar setiap curahan hati ataupun masalah-masalah yang bikin beban.

Masalah adalah bagian intim dari kehidupan. Semua orang yang hidup mempunyai masalah. Sebab kehidupan itu sendiri adalah sebuah masalah bagi manusia.***

Editor: Efriyanto Tanouf

Tags

Terkini

Terpopuler