Militer di Myanmar Bunuh Demonstran, Puluhan WNI Putuskan Kembali ke Indonesia

25 Maret 2021, 22:12 WIB
Ribuan Orang Menggelar Protes Anti Kudeta Jalanan di Myanmar Setelah Pemogokan yang Dilakukan Sebelumnya /Dewantara Novian Bayu Artha/ Sumber foto: Straits Times

MEDIA KUPANG - 164 demonstran anti militer Myanmar dan 9 anggota keamanan tewas dalam aksi demo.

Hal ini diumumkan militer Myanmar atau Tatmadaw.

Militer Myanmar menyebut pembakaran dan kekerasan sebenarnya dipicu oleh para demonstran. Tatmadaw menolak mengakui bahwa aksi demonstrasi tersebut dilakukan secara damai.

Aksi demonstrasi yang diwarnai kekerasan terus berlanjut, menyusul kudeta militer Myanmar pada 1 Februari lalu.

Kondisi tak menentu akibat kudeta militer dan aksi demonstrasi itu membuat 96 warga negara Indonesia (WNI) memutuskan untuk segera meninggalkan Myanmar.

 

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat

Hal ini disampaikan oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, di Jakarta, Rabu 24 Maret 2021 malam.

“Pada Maret saja, tercatat 96 WNI yang sudah lapor ke KBRI (Yangon) akan pulang sampai akhir bulan ini,” kata Judha.

Judha menyebut bahwa angka itu tidak termasuk 50 WNI yang sebelumnya telah pulang ke Tanah Air. Mereka pulang menggunakan penerbangan yang diperbantukan, di tengah demonstrasi antikudeta militer di Myanmar.

Dari data Kemlu RI, saat ini tercatat 362 WNI, yang mayoritas pekerja profesional, masih berada di Myanmar, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara. 

Begitu juga, sebanyak 20 orang di antaranya telah berada di Sekolah Indonesia Yangon, yang diperuntukkan sebagai lokasi perlindungan sementara bagi para WNI.

Selain itu, Judha mendesak para WNI yang merasa lokasi tempat tinggalnya tidak aman dan nyaman, untuk segera merapat ke Sekolah Indonesia Yangon yang situasinya relatif aman karena terletak di wilayah diplomatik.

Akan tetapi, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melakukan evakuasi berdasarkan penilaian di lapangan dan tidak ada warga negara asing termasuk WNI yang menjadi sasaran kekerasan selama demonstrasi.

Mengingat demonstrasi dan kekerasan masih terus berlangsung, pemerintah mengimbau WNI untuk terus waspada, tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.

WNI juga disarankan pula untuk menyiapkan stok bahan makanan untuk satu hingga dua minggu kedepan serta selalu menjalin kontak dengan KBRI.

“Bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan mendesak di Myanmar, kami minta untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia,” ujar Judha.

Lebih lanjut, Judha menjelaskan bahwa saat ini tersedia dua penerbangan yaitu dengan maskapai Singapore Airlines dan Myanmar Airlines, yang merupakan bagian dari penerbangan yang diperbantukan untuk memfasilitasi warga negara asing keluar dari Myanmar.

Sementara itu, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan sedikitnya 261 orang telah tewas, akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa anti kudeta. 

Dalam kisruh ini, pemerintah junta militer mencoba untuk membenarkan kudeta yang mereka lakukan dengan mengatakan bahwa pemilu pada November 2020, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi, curang.

Meski para pemimpin militer telah menjanjikan pemilu ulang, namun mereka belum menetapkan tanggal. Mereka juga memberlakukan keadaan darurat militer selama satu tahun di Myanmar.***

Disclaimer: Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat "Myanmar Makin Mencekam Usai Militer Bunuh Demonstran, Puluhan WNI Pulang"

Editor: Royan B

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler