Pria Ini Nekat Gugat Seorang Wanita karena Hanya Dianggap Teman Saja

5 Februari 2023, 11:04 WIB
Ilustrasi Palu Hakim /


MEDIA KUPANG - Sebuah kasus yang terjadi di Singapura memang masih terbilang baru. Pasalnya seorang lelaki nekat menggugat teman wanitanya hanya karena tidak dianggap sebagai teman "istimewa".

Wanita yang sebenarnya dia harapkan untuk berpacaran dengannya ternyata wanita itu hanya memandangnya sebagai teman.

Pria itu bernama Kawshigan sementara teman wanitanya itu bernama Tan.

Di ketahui, keduanya bertemu pada tahun 2016 dan secara bertahap menjadi teman hingga pada tahun 2022.

Pada tahun 2022, perselisihan keduanya pun mulai terjadi. Hal itu lantaran keduany trlihat jelas memandang hubungan mereka dengan sangat berbeda.

Tan menganggap Kawshigan hanya sebagai teman, sedangkan sang pria  menganggapnya sebagai "teman terdekat" dan mengaku ingin menjadi lebih dari sekedar  teman.

Dari perbedaan pandangan soal hubungan mereka tersebut membuat sang wanita Tan untuk mengakui perlunya batasan dan menyatakan keinginannya untuk mengurangi frekuensi interaksi di antara mereka, seperti dikutip Media Kupang dari PikiranRakyat-Depok.com yang menyadur dari Oddity Central.

Menanggapi hal itu, Kawshigan mengiriminya surat yang mengancam akan menuntutnya atas trauma emosional dan kemungkinan pencemaran nama baik.

Tan kemudian ingin berunding dengan Kawshigan, jadi dia berusaha menjelaskan bahwa dia benar-benar terganggu oleh sikapnya.

Kawshigan menggandakan ancamannya, mengatakan bahwa dia bisa menyerah pada tuntutannya untuk memperdalam hubungan mereka atau menderita kekacauan pada kehidupan pribadi dan profesionalnya.

Di tengah negosiasi kedua belah pihak, konselor Kawshigan mengintervensi dan meminta Tan untuk mengambil bagian dalam sesi terapi kliennya.

Wanita itu setuju, berpikir bahwa konseling akan membantu Kawshigan menerima keputusannya untuk tidak menjalin hubungan romantis dengannya. Dia salah.

Setelah satu setengah tahun menjalani terapi, Tan memutuskan untuk berhenti menemani Kawshigan, karena dia menganggap usaha yang sia-sia.

Kawshingan tidak menerimanya dengan baik. Pria itu mulai melecehkan Tan dengan pesan dan panggilan telepon, dan dia tidak punya pilihan selain mulai memproses pelecehan terhadapnya pada bulan April 2022.

Pada pertengahan Mei, dia menghentikan semua komunikasi dengan Kawshingan.

Pada tanggal 7 Juli tahun lalu, Kawshigan mengajukan tuntutan Pengadilan Tinggi terhadap Tan, mengklaim bahwa karena kelalaian dan komentar tertentu di pihaknya, ia menderita trauma emosional.

Sebulan kemudian, Kawshigan mengajukan tuntutan pengadilan, menuduh pelanggaran perjanjian untuk memperbaiki hubungan mereka, apa pun artinya.

Seorang Hakim Singapura tidak menanggapi kasusnya, dengan alasan bahwa itu merupakan penyalahgunaan proses pengadilan.

Namun, kasus Pengadilan Tinggi, di mana Kawshigan meminta kompensasi, ditetapkan untuk sidang pra-sidang pada 9 Februari.***

 

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Depok pikiranrakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler