Sebut Vladimir Putin Seorang Pembunuh, Pemerintah Rusia Tuntut Joe Biden Minta Maaf

- 19 Maret 2021, 10:51 WIB
Presiden AS, Joe Biden (kiri) saat masih menjabat sebagai wakil presiden bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin beberapa waktu lalu.
Presiden AS, Joe Biden (kiri) saat masih menjabat sebagai wakil presiden bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin beberapa waktu lalu. /REUTERS

Baca Juga: KPU Belu Persiapkan Pleno Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati Belu Terpilih

Konstantin Kosachyov selaku wakil ketua majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan komentar Joe Biden tidak dapat diterima, pasti akan mengobarkan hubungan buruk, dan mengakhiri harapan di Moskow akan perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan AS yang baru.

Dia menambahkan penarikan kembali duta besar Moskow adalah satu-satunya langkah yang masuk akal untuk diambil dalam situasi tersebut.

"Saya menduga ini tidak akan menjadi yang terakhir jika tidak ada penjelasan atau permintaan maaf dari pihak Amerika," kata Kosachyov dalam unggahan di Facebook.

"Penilaian semacam ini tidak diperbolehkan dari mulut seorang negarawan berpangkat seperti itu. Pernyataan semacam ini tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun," kata dia.

Kremlin belum menanggapi secara terbuka terkait komentar Joe Biden, tetapi kemungkinan akan memberikannya pada Kamis, 18 Maret 2021 malam.

Hubungan AS-Rusia semakin memburuk sejak tahun 2014 dan ditambah adanya tekanan baru atas pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny.

AS meminta Rusia untuk membebaskan Alexei Navalny yang juga pemimpin oposisi Moskow. 

Namun, Rusia menolak desakan AS itu dan berhenti ikut mencampuri urusan dalam negerinya.

Selain itu, Amerika Serikat mengatakan sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan dugaan campur tangan pemilu.

Halaman:

Editor: Royan B

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah