Waspada! Harga BBM Naik, Amerika Serikat Larang Impor Minyak Mentah Rusia

- 9 Maret 2022, 09:15 WIB
Ilustrasi - Pompa beroperasi saat matahari terbenam di ladang minyak di Midland, Texas.
Ilustrasi - Pompa beroperasi saat matahari terbenam di ladang minyak di Midland, Texas. /ANTARA/REUTERS/Nick Oxford

MEDIA KUPANG – Harga minyak menetap sekitar empat persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu, 9 September 2022, pagi WIB). Ini sebagai akibat dari sikap Amerika Serikat melarang impor minyak Rusia.

Apalagi, pemerintah Inggris juga menyatakan akan menghapusnya secara bertahap hingga akhir 2022 ini. Keputusan ini diperkirakan mengganggu pasar energi global. Sebab Rusia merupakan pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melonjak 4,77 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 127,98 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 133,09 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 4,30 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi ditutup di 123,70 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi 129,40 dolar AS.

Baca Juga: Presiden Jokowi Soroti Kegagalan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina, dan Amerika Serikat serta negara-negara lain memberlakukan serangkaian sanksi. Sanksi tersebut telah mengubah ekspor minyak dan gas Rusia bahkan sebelum larangan tersebut, karena para pedagang berusaha untuk menghindari pelanggaran sanksi di masa depan.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya. Inggris mengatakan akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir 2022, memberi pasar dan bisnis waktu untuk menemukan alternatif.

Rusia mengirimkan 7 juta hingga 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global.

Amerika Serikat mengimpor sangat sedikit minyak dari Rusia, namun larangan itu adalah "satu lagi sumber kehilangan pasokan," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.

“Ini hanya satu eskalasi lagi dalam serangkaian peristiwa yang telah mendorong harga minyak mentah dan produknya lebih tinggi,” tambah Smith.

Baca Juga: Momen Presiden Rusia Tertawa Dengar Nama Indonesia, Ternyata Daging Babi Penyebabnya

Halaman:

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x