Media Rusia Ungkap Keberadaan Lab Biologis ‘Rahasia’ AS di Jakarta yang Tidak Disadari Selama 40 Tahun

- 30 Mei 2022, 05:13 WIB
Ilustrasi laboratorium. /Pixabay/Bokskapet
Ilustrasi laboratorium. /Pixabay/Bokskapet /

Baca Juga: Setelah Menjalani Terapi Cuci Otak dari Dokter Terawan, Begini Kondisi Terkini Tukul Arwana

Baca Juga: Sungai Cipelang Telan Korban, Tiga Pelajar Terseret Arus Salah Satunya Ditemukan Meninggal Dunia

"Saya hanya tahu lab mereka sangat tertutup. Dan para penelitinya adalah Marinir Amerika, yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik," katanya.

"Kami tidak pernah tahu apa yang mereka bawa dalam tas kerja diplomatik mereka. Ada juga beberapa peneliti dari Indonesia yang membantu mereka," ujar Siti Fadilah Supari menambahkan.

Dia juga menyebutkan kurangnya keterlibatan yang sama dari staf Indonesia dalam proyek tersebut sebagai alasan lain untuk khawatir.

Akan tetapi, kemungkinan mendapatkan spesimen dari pasien infeksi untuk tujuan penelitian dan mengangkutnya ke luar negeri oleh staf AS dengan status diplomatik, mungkin, adalah bendera merah terbesar bagi menteri.

Baca Juga: 6 Film Horor Terbaik di Dunia, Serem dan Mengerikan

Baca Juga: Rizal Afif  Mengaku Dibayar Tujuh Juta Demi ‘Selamatkan’ Habib Bahar bin Smith dan Munarman

Pada saat itu, Siti Fadilah Supari meluncurkan 'perang' melawan regulator kesehatan global dan perusahaan Big Pharma atas ketidakadilan berbagi spesimen virus melalui struktur yang berafiliasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan negara-negara miskin menderita penyebaran H5N1 (flu Burung).

Pada tahun 2006, NAMRU-2 yang berstatus sebagai pusat kolaborasi WHO mendiagnosis sejumlah kasus H5N1 di Indonesia.

Halaman:

Editor: Ryohan B

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x