Vox Populi, Vox Dei ( Suara Rakyat, Suara Tuhan ), Bagaimana relevansinya saat ini ?

22 Maret 2023, 09:07 WIB
Vox Populi, Vox Dei /Agustinus Lise Pio/

 

 

 

 

Media Kupang.com - Vox populi, vox dei, frasa Latin yang diterjemahkan menjadi "suara rakyat adalah suara Tuhan," adalah frasa yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengekspresikan gagasan bahwa pendapat dan pandangan mayoritas harus dihormati dan dihargai. Frasa ini telah digunakan dalam berbagai konteks, dari politik hingga agama hingga masalah sosial. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi asal-usul dan makna vox populi, vox dei, dan relevansinya dalam masyarakat saat ini. Asal-usul dan Makna Asal-usul frasa tersebut dapat ditelusuri kembali ke abad ke-8, ketika Alcuin dari York, seorang sarjana Inggris, menulis "Nec audiendi qui solent dicere, Vox populi, vox Dei, quum tumultuositas vulgi semper insaniae proxima sit," yang diterjemahkan menjadi "Dan orang-orang itu tidak boleh didengarkan yang terus mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan,  karena kerusuhan kerumunan selalu sangat dekat dengan kegilaan."

Namun, ungkapan itu menjadi dipopulerkan pada abad ke-17 ketika Sir William Temple, seorang politisi dan diplomat Inggris, menulis "Suara rakyat adalah suara Tuhan," dalam karyanya "Upon the Gardens of Epicurus." Sejak itu, frasa tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai konteks untuk menekankan pentingnya opini publik. Frasa ini telah ditafsirkan dengan cara yang berbeda sepanjang sejarah. Beberapa telah menggunakannya untuk menyarankan bahwa pendapat mayoritas secara inheren benar dan harus selalu diikuti, sementara yang lain menggunakannya untuk menekankan pentingnya mendengarkan pandangan orang-orang, tetapi tidak harus mengikuti mereka secara membabi buta.

 

Baca Juga: Menkopolhukam Mahfud MD, Kembali Menjelaskan TPPU 300 Triliun

 

Saat ini, frasa "vox populi, vox dei" masih memiliki relevansi yang signifikan dalam masyarakat modern. Dalam masyarakat demokratis, suara rakyat adalah yang paling penting, dan pendapat serta pandangan mayoritas harus diperhitungkan ketika membuat keputusan yang mempengaruhi publik. Inilah sebabnya mengapa jajak pendapat dan survei opini publik dilakukan oleh politisi, bisnis, dan organisasi lain untuk mengukur sentimen masyarakat. Namun, penting juga untuk mengakui bahwa pendapat mayoritas tidak selalu benar, dan bahwa kadang-kadang minoritas mungkin memegang kunci untuk solusi yang lebih baik. Mengikuti pendapat mayoritas secara membabi buta tanpa mempertanyakannya dapat menyebabkan konformitas dan pemikiran kelompok, yang dapat memiliki konsekuensi negatif. Oleh karena itu, penting untuk mencapai keseimbangan antara menghormati pendapat mayoritas dan memeriksanya secara kritis. Ini membutuhkan pikiran terbuka dan kemauan untuk mempertimbangkan berbagai perspektif.

 

 Baca Juga: Pola Hidup Sehat Menentukan Keberlangsungan Masa Hidup, Simak Tips - Tips Berikut

Kesimpulannya, vox populi, vox dei adalah frasa yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengekspresikan gagasan bahwa pendapat dan pandangan mayoritas harus dihormati dan dihargai. Meskipun ini tetap berlaku dalam masyarakat modern, penting juga untuk mengakui pentingnya memeriksa secara kritis pendapat mayoritas dan tidak mengikuti mereka secara membabi buta. Hanya dengan melakukan itu, kami dapat memastikan bahwa kami membuat keputusan berdasarkan informasi yang bermanfaat bagi semua orang. ***

Editor: Agustinus Lise Pio

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler