Melarikan Diri 4 Bulan di Hutan, Begini Cara Yulius Sir Bertahan Hidup dan Dijemput TNI dari Kodim Alor

- 10 Mei 2021, 20:37 WIB
Yulius Sir, Pria asal Desa Boweli, Pantar yang bersembunyi di Hutan Kabola
Yulius Sir, Pria asal Desa Boweli, Pantar yang bersembunyi di Hutan Kabola /

 


MEDIA KUPANG - Ini kisah nyata, bukan ceritera fiksi. Sebuah kejadian unik dan memilukan yang dijalani oleh Yulius Sir (33) warga desa Boweli, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi NTT.

Dirinya rela bertahan hidup seorang diri ditengah hutan rimba selama 3 bulan (dari Januari hingga awal april 2021) untuk menyelamatkan dirinya karena ketakutan yang menghantuinya.

Kendati sudah bersembunyi di hutan selama 3 bulan, Selepas dari itu Yulius kemudian masih bersembunyi selama sebulan lagi di sebuah pondok kebun milik Bapak Herman di Kelurahan Kabola, hingga akhirnya diselamatkan pemerintah kelurahan Kabola dan aparat TNI Kodim 1622 Alor, pada tanggal 5 Mei 2021 pekan lalu.

Apa sebenarnya yang dialami Yulius hingga ia rela lari ke hutan, dan bagaimana kisahnya hingga ia harus bertahan hidup ditengah hutan belantara tersebut.

Yulius yang ditemui Wartawan di Rumah Ketua RW.01 Kelurahan Kabola, Melki Lobain pada Senin 11 Mei 2021 tampak tenang, dan sedikit hati-hati untuk berbicara ketika diajak komunikasi.
Namun akhirnya Yulius berani memberikan penjelasan, setelah Ketua RW.01 Kelurahan Kabola, Melki Lobain memediasi komunikasi tersebut.

Yulius kemudian dengan mata berkaca-kaca mengkisahkan tentang alasannya mengapa ia harus lari dan bertahan hidup di hutan selama 3 bulan dengan hanya mengkomsumsi buah dari sebuah tanaman melata, dan minum air seadanya.
Menurut Yulius, dirinya lari ke hutan karena merasa ketakutan untuk mengamankan atau menyelamatkan dirinya. Tindakan ini menyusul masalah kekuarga dikampungnya pada tahun 2019 lalu hingga berujung dirinya dipidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Mola-Kalabahi.

Saat itu, kisah Yulius, terjadi perselisihan keluarga dikampungnya, dan kemudian dirinya diproses hukum hingga menjalani penjara kurang-lebih satu tahun, kemudian dalam perjalanan pada bulan Januari 2021 dirinya mendapat asimilasi berkaitan dengan pandemi covid-19.

'Karena dapat asimilasi, Saya diperbolehkan pulang ke rumah. Namun saya ketika dirumah batin saya tidak tenang, karena mendengar informasi bahwa ada keluarga cari. Saya mengalami ketakutan, dan saya memutuskan untuk kembali ke LP untuk mengamankan diri. Tetapi ketika saya ke LP, petugas bilang kau punya rumah bukan disini lagi. Setelah mendapat jawaban itu, Saya akhirnya tinggalkan LP dan berjalan saja keluar dari halaman LP tanpa arah-tujuan. Saya dengan berjalan kaki melewati rumah penduduk, masuk ke kebun-kebun dan hutan tanpa menyadari waktu pagi, siang hingga sore dan malam. Akhirnya saya tanpa menyadari karena dihantui perasaan takut tersebut entah bagaimana telah berada dihutan yang ditempati selama 3 bulan tersebut, dan Saya tidak mengetahui nama tempat tersebut," ungkap Yulius ysng didampingi Ketua RW, Melki, Ketua RT setempat, Christian, dan mama kandung Yulius, Bendelina yang baru beberapa hari bersama Yulius dirumah tersebut setelah mengetahui keberadaan anak sulung dari 5 bersaudara tersebut.

Selama tinggal dihutan, Yulius melanjutkan, dirinya hanya mengenakan pakaian dibadan, karena ketika dirinya tinggalkan rumahnya hanya memiliki satu pasang pakaian, yakni pakaian yang dikenakan tersebut.
Dengan pakaian yang dikenakan itu, Yulius berusaha mempertahankan hidupnya di hutan dengan mencari makan, minum, dan tidur.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x