Melarikan Diri 4 Bulan di Hutan, Begini Cara Yulius Sir Bertahan Hidup dan Dijemput TNI dari Kodim Alor

- 10 Mei 2021, 20:37 WIB
Yulius Sir, Pria asal Desa Boweli, Pantar yang bersembunyi di Hutan Kabola
Yulius Sir, Pria asal Desa Boweli, Pantar yang bersembunyi di Hutan Kabola /

"Saya tidur dibelukar atau ditanah di gua. Untuk makan, saya biasa makan ada buah berwarna merah dari sebuah tanaman melata. Kadang daunnya juga saya santap. Sedangkan minum, untung saja didalam gua yang ada dihutan tersebut dari batu bagian langit gua tersebut ada tetesan air yang jatuh. Tetesan air tersebut yang saya pakai minum," ungkap Yulius yang mengaku dirinya mengemban jabatan sebagai anggota BPD didesa Boweli.

Menurut Yulius, dirinya selama berada dihutan tidak ada perasaan takut dengan suasana yang ada, meski dirinya pernah melihat seekor ular dengan ukuran lumayan besar. Hal ini, karena dirinya merasa aman dari perasaan ketakutan akibat keluatiran dicari oleh keluarganya yang bermasalah dengannya.

"Saya tidak memikirkan rambut saya sudah panjang dan jenggot serta bareok tumbuh subur. Saya juga tidak pernah mandi, dan terkadang tidak makan sama sekali. Namun yang penting perasaan ketakutan saya hilang. Saya tidak memikirkan waktu. Saya hanya tahu sudah malam kalau bulan sudah naik. Waktu hari pun demikian, saya tahu kalau sudah hari minggu karena dengar sayup-sayup lonceng berbunyi," ujar pria berambut keriting dan berkulit hitam ini, serta memiliki ukuran tinggi badan sekitar 150 Cm dan memiliki bodi yang tidak gemuk.

Yulius Sir ketika berada di rumah RW.01 Kelurahan Kabola, Melki Lobain
Yulius Sir ketika berada di rumah RW.01 Kelurahan Kabola, Melki Lobain

Selain mengkisahkan hal tersebut, Yulius yang telah beristri dan memiliki seorang putri ini menceriterakan, hal unik lainnya ketika ia dihutan, saat ia tertidur beberapa kali mendapat mimpi ada pesta atau ada kegiatan dihutan tersebut yang dilakoni oleh banyak perempuan.
Hal unik berikut lainnya, ujar Yulius, suatu waktu ketika dirinya tengah minum air di gua didalam hutan tersebut, dilantai gua tempat jatuh air menetes tersebut dirinya menemukan sebuah batu berukuran kecil, batu tersebut ada warna merahnya.
"Batu ini saya simpan, dan sepertinya memberikan kekuatan kepada saya. Namun sayang batu ini hilang,"tandas Yulius.

Yulius menambahkan, dirinya setelah dari hutan tersebut, kemudian berpindah ke kebun masyarakat milik Bapak Herman. Di kebun ini atas bantuan Bapak Herman, dirinya tinggal selama satu bulan di pondok tersebut hingga dijemput oleh Lurah Kabola, Dominggus Maulaka, Bapak RW, Melki Lobain, Ketua RT, Christian, aparat TNI dari Kodim 1622 Alor, Bapak J. Klakik dan Bapak Nathan Ouwpoly.

"Ketika saya dari hutan datang ke kebun Bapak Herman, saya menceriterakan semuanya kepada Bapak Herman. Bapak Herman minta saya untuk tempati pondok kebunnya. Bapak Herman memberikan petek agar saya bisa buat api, beliau juga membawa pakaian untuk saya ganti, dan membawa silet untuk mencukur jenggot saya. Bapak Herman kemudian membawa Bapak Lurah, RW dan RT, serta Bapak TNI jemput saya," tambah Yulius yang kondisinya saat ini semakin terawat setelah beberapa hari tinggal di rumah Ketua RW, Melki Lobain.

Berkaitan dengan kisah Yulius Sir ini, Lurah Kabola, Dominggus Maulaka dan Ketua RW, Melki Lobain membenarkan penjemputan Yulius ole pihak pemerintah Kabola dan aparat TNI dari Kodim 1622 Alor di kebun milik Bapak Herman.

Menurut Dominggus, hutan tempat Yulius sembunyi selama 3 bulan tersebut namanya Beiyele Bang.***

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah