Tanah Bergerak Di Kuneman-Alor, Perlu Penelitian Dari Badan Geologi Kementerian ESDM

- 15 April 2023, 07:42 WIB
Salah satu lokasi keretakan tanah atau tanah bergerak di desa Kuneman-Alor
Salah satu lokasi keretakan tanah atau tanah bergerak di desa Kuneman-Alor /

"Hasil pengamatan, saya merekomendasikan agar perlu dilakukan penelitian mendalam oleh Badan Geologi Kementerian ESDM," tandas Daud.

Sementara itu Kalak BPBD, Marthen Moubeka secara terpisah mengatakan, fenomena alam keretakan tanah di Desa Kuneman membawa dampak langsung terhadap masyarakat.

Kampung yang dihuni masyarakat sebanyak 30 KK tersebut tidak dapat lagi ditempati, sehingga perlu dilakukan relokasi, dan untuk hal tersebut Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Masyarakat telah membahasnya.

"Pasca kejadian, masyarakat secara mandiri dan Pemerintah setempat melakukan evakuasi ke tempat yang aman. Dua gereja dan rumah yang terdampak langsung mengalami kerusakan yang berarti, dan keretakan tanah ini setiap hari mengalami pergeseran. Sehingga kampung itu kita kosongkan sekitar ada 100 jiwa lebih yang dievakuasi ke tempat aman," ungkap mantan Camat Alor Selatan ini.


Berita sebelumnya

Sebelumnya diberitakan Media Kupang, edisi 28 Maret 2023 dengan judul fenomena Alam Di Kuneman-Alor, Gereja Dan 14 Unit Rumah Mengalami Kerusakan di wartawan, Sebuah peristiwa atau fenomena alam terjadi di Desa Kuneman, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor hingga menimbulkan kerusakan terhadap sejumlah fasilitas umum dan rumah masyarakat.

Fenomena alam ini mengakibatkan rabat badan jalan di titik tertentu mengalami terbelah, dinding tembok dan lantai bangunan gereja mengalami keretakan, dan belasan unit rumah penduduk mengalami kemiringan atau rusak di bagian tertentu.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Kuneman, Kain Lauden kepada MEDIA KUPANG di Kalabahi melalui panggilan WhatsApp (WA) pada Selasa 28 Maret 2023 sekitar pukul 17.15 WITA. Atas peristiwa tersebut, Lauden menjelaskan, kejadian alam ini mulai terjadi sejak tanggal 21 Maret 2023, dan saat itu terjadi di jalan rabat di desa itu. Badan jalan terbelah, dan setiap harinya semakin lebar terbelah dan kedalamnya mencapai 110 sampai 170 centimeter.

Selanjutnya, Lauden mengungkapkan, beberapa hari berikutnya fenomena alam ini apakah disebut tanah bergerak atau istilah yang lain terjadi juga pada bangunan gereja dan rumah masyarakat tepatnya di Dusun I RW I RT.02.

"Di lokasi itu sebuah Gereja Bethel Indonesia fondasinyanya terbelah sekitar 15-20 centimeter, dinding tembok mengalami retak-retak, dan lantai gereja pecah. Kondisi kerusakan ini terjadi juga di rumah masyarakat yang diidentifikasi sekitar 14 unit rumah warga," tandas Lauden.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah