Negara Ini Sebagian Besar Warganya Berbahasa Jawa

21 September 2022, 07:23 WIB
Pergelaran wayang di Suriname /AS Rabasa /Antara

MEDIA KUPANG - Ternyata bahasa Jawa bukan hanya ada di Indonesia tetapi di luar negeri ada juga negara yang sebagian besar warganya berbahasa Jawa.

Bukan hanya bahasa Jawa yang mereka gunakan, tetapi budaya Jawa juga sangat kental di negara itu. 

Ceritanya, pada zaman kolonial Belanda, orang Jawa di bawah ke negara tersebut untuk dijadikan sebagai buruh kasar.

Baca Juga: Tiga Postingan yang Membuat MAH Ditetapkan Sebagai Tersangka dan Diduga Membantu Hacker Bjorka

Seperti dikutip dari NKRI.com, Negara yang sebagian penduduknya bisa bahasa Jawa adalah Suriname.

Suriname merupakan negara bagian yang berada di kawasan Amerika Selatan.

Suriname berbatasan langsung dengan negara Brasil dan Guyana.

Alasan sebagian warga Suriname memakai bahasa Jawa untuk percakapan sehari-hari karena negara itu juga negara jajahan Belanda, sama seperti Indonesia.

Orang dari suku Jawa di Indonesia sempat dipindahkan ke Belanda saat masa penjajahan.

Sebagian dari mereka masih memegang teguh prinsip untuk tidak menghilangkan budaya Jawa.

Baca Juga: Segini Jumlah Kekayaan Presiden Soekarno Hingga Jokowi

Oleh sebab itu, sebagian penduduknya masih menggunakan bahasa Jawa untuk kegiatan sehari-hari.

Asal usul orang Jawa di Suriname
Dilansir dari karya ilmiah berjudul “Nasionalisme dan Gerakan Mulih Njowo, 1947 dan 1954” yang diterbitkan Jurnal Sejarah Citra Lekha pada 2016, sejarah dimulai pada abad ke-15, saat Suriname dikenal luas oleh bangsa Eropa yang sedang memperebutkan Guyana.

Pada saat itu, Suriname termasuk ke dalam wilayah Guyana yang pada akhirnya Belanda menetapkan daerah Suriname di Guyana sebagai daerah jajahannya.

Selama masa tersebut, tepatnya di abad ke-16 dan 17, terjadi perebutan wilayah jajahan oleh Inggris, Belanda, Spanyol, dan Portugal.

Baca Juga: Alasan Najwa Shihab Tidak Mengenakan Busana Muslim

Wilayah Guyana pada masa itu memiliki sumber daya alam yang berlimpah, seperti emas dan bahan tambang lainnya.

Namun, pada 1 Juli 1863 terjadi perjanjian penghapusan budak di wilayah Guyana.

Perekonomian Suriname kemudian berlangsung kurang baik, sehingga membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.

Oleh karena itu pada 1870, Belanda menandatangani perjanjian dengan Inggris untuk mendatangkan buruh kontrak.

Sejak 1873 hingga 1914, buruh kontrak mulai didatangkan Belanda dari India, dan pertama kalinya pada 1890, buruh kontrak dari Jawa, Indonesia tiba di Suriname.

Baca Juga: Daftar UMP Setiap Provinsi, NTT Segini UMPnya

Lalu dari 1890-1939, jumlah buruh Jawa tersebut mencapai 32.956 yang melalui 34 pengangkutan.

Jika telah habis masa kontraknya, imigran dari Jawa diperbolehkan untuk kembali ke Indonesia. Namun, tercatat hanya 8.120 orang yang kembali.

Para buruh dipekerjakan di perkebunan, dan diberi upah sangat murah. Kebanyakan tenaga kerja asal Jawa juga berasal dari daerah Jawa Tengah.

Seiring berjalannya waktu, perkebunan tergantikan dengan Industri yang mulai masuk ke wilayah Suriname.

Di abad 19, orang-orang Jawa yang berada di Suriname bukan lagi buruh, namun juga pejabat dan menteri.

Banyak juga orang Jawa di Suriname yang berpindah ke Belanda, karena khawatir akan dominasi bangsa asing.

Baca Juga: Ini Skema Gaji Pensiunan PNS Sesuai Golongan

Akhirnya, pada 25 November 1975, Suriname memperoleh kemerdekaannya dari Belanda.

Meskipun begitu, perekonomian Suriname masih sangat bergantung pada Belanda.

Indonesia dan Suriname juga kerap saling bantu dalam pembangunan negara dan menjalin hubungan diplomasinya sejak tahun 1976.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: AS Rabasa

Sumber: NKRI Post.com

Tags

Terkini

Terpopuler