Network
Kapolres Belu Khairul Saleh kepada massa pengunjuk rasa mengatakan Akulina akan segera ditangguhan penahanannya sesuai permintaan dari kuasa hukumnya.
"Pada hari ini perkembangan penanganan kasus untuk saudari kita Akulina Dahu akan diberi penuguhannya dan pengajuan dari kuasa hukum, kami menunggu saja selain itu akan Akulina Dahu bisa di bahwa pulang," ungkapnya.
Lebih lanjut, AKBP Khairul Saleh menjelaskan bahwa perkembangan penanganan kasus Akulina sudah sampai ke tangan jaksa dan prosesnya tetap berjalan.
Aksi unjukrasa serupa sebelumnya dilakukan aliansi pemuda pada Kamis (7/1/2021). Tuntutan aksi ini masih tetap sama yakni pencopotan AKBP Khairul Saleh dari jabatan Kapolres Belu dan juga menuntut pembebasan Akulina Dahu dari segala tuntutan tindak pidana.
Untuk diketahui, Akulina Dahu adalah Warga Desa Nanaenoe, sarjana komunikasi yang baru diwisuda dari Universitas Tribuana Malang.
Pada Tanggal 9 Desember 2020 silam, Akulina ikut mencoblos pada tempat pemungutan suara (TPS) dekat tempat tinggalnya.
Saat mencoblos, dirinya menggunakan fasilitas pemilih tambahan dengan menunjukkan e-KTP lama.
E-KTP ini masih bertuliskan Kabupaten Belu namun alamatnya sudah masuk wilayah Kabupaten Malaka. Terhadap hal ini, PPS setempat melaporkan kepada Bawaslu Belu untuk melakukan pendalaman dan selanjutnya melapor ke Polres Belu sebagai tindak pidana pemilu.
Atas laporan ini, Akulina Dahu ditetapkan sebagai tersangka yang kemudian ditangpa dan ditahan. Berikutnya dengan dua anggota KPPS setempat juga ikut ditetapkan sebagai tersangka namun tidak ditahan.
Tindakan polisi ini lantas mendapat kecaman dari sejumlah elemen baik masyarakat maupun mahasiswa. *** (Yuven)
