Pakar Ungkap Alasan Mengapa Orang Sering Merekam Adegan Syur Mereka Sendiri

- 22 April 2022, 07:49 WIB
Ilustrasi rekaman video
Ilustrasi rekaman video /Pixabay/


MEDIA KUPANG  - Belakangan ini media sosial sering dihebohkan dengan beredarnya rekaman video yang berisi adegan syur.

Rekaman adegan syur yang beredar sering menjadi perbincangan hangat publik lantaran diduga pelakunya adalah seorang yang terkenal.

Pada beberapa kasus, beredarnya rekaman tersebut, dari hasil penyelidikan kepolisian, bukan karena disengaja oleh pelaku, namun lebih banyak karena rekaman tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Sepasang Buaya Muncul Di Perairan Kalabahi-Alor

Lalu, dengan rentannya rekaman video singkat yang lebih sering disimpan dalam smartphone, kenapa masih banyak orang mau melakukan rekaman adegan syur tersebut?

Dan mengapa orang begitu terobsesi dengan merekam video diri sendiri saat berhubungan intim? 

Melansir dari Indo Bali News, Annabelle Knight, yang merupakan pakar seks dan hubungan di Lovehoney, memberi pandangannya, bahwa ada yang sangat sederhana alasan dibalik mengapa orang  terobsesi memfilmkan dirinya sendiri. 

Syuting diri sendiri saat berhubungan seks dianggap para ahli, bisa menyenangkan dan seksi. Mereka ingin tahu seperti apa penampilan dan gaya mereka saat berhubungan intim.

Terlebih lagi, teknologi modern saat ini, hanya dengan sebuah smartphone orang akan mudah melakukan rekaman kegiatan seksnya, tanpa ribet.

Baca Juga: Simak! Berikut Ini 5 Tips Perawatan Motor Yamaha Vixion Agar Tetap Awet

"Semakin banyak orang yang merekam kegiatan diri mereka saat berhubungan intim dengan pasangannya, karena itu menyenangkan," kata Annabelle. 

Annabelle mengumpamakan bahwa seluruh hidup kita sudah dikendalikan oleh smartphone dan dengan smartphone itu kita bisa merekam dan melihat diri kita sendiri saat berpakaian seksi bahkan ketika berhubungan intim.

'Mari kita hadapi itu, seluruh hidup kita ditangkap di smartphone kita, jadi mengapa tidak seks juga? Banyak pasangan yang menonton diri mereka sendiri setelah itu di videokan dan melakukan hubungan intim lagi karena mereka begitu bergairah. `` Dan jika Anda akan berdandan dengan pakaian seksi untuk suatu sesi, tentu Anda akan menginginkan rekaman aksinya.

Dalam sebuah studi menyatakan bahwa mereka yang telah merekam kegiatan seks mereka dalam smartphone, bisa meningkatkan kehidupan seks mereka.

'...bahwa mereka telah menggunakan smartphone mereka untuk 'meningkatkan'  kehidupan seks mereka, baik dengan mengambil foto atau menonton video erotis (yang bisa jadi milik mereka sendiri atau, tentu saja, porno)”. Menurut laporan studi tersebut.

Annabelle menyarankan untuk melakukannya sendiri, dan memastikan Anda bersama seseorang yang Anda percayai untuk merahasiakan rekaman tersebut.

‘Bukan ide yang baik untuk mengeluarkan kamera dengan pasangan baru atau seseorang yang tidak Anda percayai sepenuhnya. Siapa yang tahu di mana rekaman itu akan berakhir?,” paparnya.

Terpenting disini adalah agar melakukannya dengan orang yang sangat dipercaya, dan juga dengan kesepakatan yang jelas di awalnya.

“Dengan segala cara, buatlah film dengan seseorang yang Anda percaya tetapi dengan perjanjian ketat bahwa Anda berdua menghapus rekaman jika terjadi perpecahan.' 

Walaupun akhirnya kita bisa melaporkan ke polisi bila rekaman kita tersebar ke masyarakat akibat pasangan yang tidak komitmen.

Ada alasan lain yang dipercaya oleh Stu Nugent, pakar seks di Lelo, mengapa orang suka membuat rekaman seks, karena ini adalah 'erotisme diri'. 

Stu Nugent mengatakan kemungkinan orang ingin naris juga soal hal ini, dan ingin melihat bagaimana erotis dirinya secara seksual dengan cara memfilmkan dirinya sendiri secara berulang kali,' katanya.

Dr Becky Spelman, pakar hubungan di We-Vibe, menjelaskan bahwa ini mungkin berjalan lebih dalam dari sekedar menjadi ego-sentris, menemukan kesenangan seksual dalam dirinya sendiri, bukan pasangannya.

‘Bagi orang yang membuat gambar erotis diri mereka sendiri, memiliki keinginan untuk melihat diri sendiri terlibat dalam aktivitas seksual di layar yang dapat melibatkan auto-erotisme, atau kecenderungan untuk menemukan kenikmatan seksual pada diri sendiri, daripada pada orang lain. 

Elemen narsistik juga memicu orang untuk menonton diri sendiri, dan egois untuk mengagumi versi ideal dari citra diri dan atribut seksual mereka. (***)

 

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Indo Bali News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x