Israel Menyerang Gaza di Tengah Ketegangan Menyusul Penangkapan Militan Palestina

- 6 Agustus 2022, 12:12 WIB
Para Demonstran Israel (Foto : Ariel Scharlit/AP)
Para Demonstran Israel (Foto : Ariel Scharlit/AP) /Ariel Scharlit/AP/The Guardian

MEDIA KUPANG - Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sejumlah situs di jalur Gaza pada hari jumat, 5 Agustus 2022 di tempat yang dikatakan Israel merupakan serangan pendahuluan terhadap faksi-faksi palestina yang diduga merencanakan serangan roket atas sasaran di Israel.


Para pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan 55 terluka dalam serangan awal yang membunuh komandan Jihad islam, Tayseer Jabari, di utara Gaza. Salah korban tewas adalah seorang gadis berusia delapan tahun.

Gaza tetap berada dalam blokade oleh Israel dan Mesir sejak Hamas mengambil alih, dengan kondisi ketat tentang siapa yang datang dan pergi ke daerah itu dan materi mana saja yang diijinkan masuk. Kelompok-kelompok hak asasi dan LSM secara teratur melaporkan bahwa blokade itu sama saja dengan hukuman kolektif atas penduduk yang hanya memiliki sedikit kebebasan untuk bergerak.

Baca Juga: BOS Kemenag Tahap II Untuk Madrasah Cair. Begini Cara Untuk Pencairannya


Israel mengatakan bahwa militan Palestina menerima kiriman senjata reguler dari Iran. Bulan lalu, sebuah kapal angkatan laut menargetkan kapal nelayan di lepas pantai Gaza, mengklaim bahwa kapal itu sedang membawa senjata dari mesir.


Para demonstran israel sebelumnya mencoba berjalan menuju Gaza menuntut kembalinya warga Israel yang tertawan dan sisa peninggalan dua tentara Israel yang ditawan yang tewas selama perang 2014 lalu.


Nasib Israel tetap menjadi pusat negosiasi atas Gaza sejak saat itu. Dua warga Israel ditahan di Gaza, salah satunya muncul dalam sebuah video beberapa bulan lalu, tampaknya di tempat tidur rumah sakit.


Hamas diyakini ingin menukarkan warga Israel untuk sejumlah tahanan yang tidak ditentukan yang ditahan dalam penjara Israel. Pembebasan-pembebasan demikian telah menjadi ciri utama perjanjian gencatan senjata selama konflik yang lalu.


Serangan udara atas Gaza semakin gencar terjadi pada malam hari, ketika Israel mengklaim bakal menyasar pos-pos pengamatan Jihad islam. Kelompok militan itu tidak menanggapi serangan itu beberapa jam setelah serangan itu diluncurkan.
Jaringan terowongan bawah tanah Gaza, yang merupakan pusat gerakan faksi-faksi persenjataannya.

Sebelumnya, menteri pertahanan Israel, Benny Gantz, telah mengunjungi berbagai komunitas di sepanjang perbatasan dan menyinggung tentang serangan yang bakal terjadi.

"Kami mengambil tindakan untuk menghapus ancaman dari daerah ini," katanya


"Kita akan bekerja dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan rutin di selatan Israel," katanya.

"Kami tidak mencari konflik, namun kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan," sambungnya.

Baca Juga: Irjen Sambo Tetap Menganggap Brigadir J Bersalah Karena Lecehkan Isterinya


Hamas memerintah Gaza sejak perang singkat dengan faksi Fatah pada 2007 dan terus berkuasa atas banyak aspek kehidupan di jalur Gaza. Hamas dan Jihad islam masing-masing menembakkan roket ke Israel selatan dan tengah selama putaran pertempuran. Sementara itu, pesawat tempur Israel menghancurkan bangunan dan infrastruktur yang mereka katakan digunakan oleh para militan untuk mengobarkan perang.

Baik Jihad islam maupun Hamas, yang memerintah jalur Gaza, bersumpah untuk membalas dendam, memunculkan momok perang musim panas lainnya. Jika permusuhan meningkat, perang ini akan menandai perang keempat di Gaza sejak tahun 2008. Beberapa pertempuran kecil juga telah terjadi.


Ketika malam tiba, Jihad islam tampaknya siap untuk meningkatkan taruhan, berjanji untuk melakukan konfrontasi yang tidak bisa dilakukan dan mengatakan bahwa Tel Aviv akan merasakan roket. Israel mengatakan dia membunuh 10 militan Jihad islam dalam tahapannya. Ia mendesak warga dekat perbatasan Gaza untuk pindah ke tempat perlindungan bom.

Baca Juga: China Tembakkan 11 Rudal Balistik di Selat Taiwan: Situasi Makin Memanas


Awal pekan lalu, pasukan Israel membersihkan kawasan-kawasan dekat jalur Gaza sebagai persiapan untuk melakukan aksi balasan atas penangkapan atas komandan Jihad islam di tepi barat, Bassam al-Saadi dalam serangan di Jenin pada hari senin.


Jihad islam sebetulnya tidak menanggapi penangkapan al-Saadi, salah satu tokoh paling senior organisasi itu, malah malah menuntut bukti bahwa dia tidak diperlakukan dengan buruk, serta menuntut pembebasan sejumlah militan yang ditahan dan akhir blokade Gaza.


Para pemimpin militer Israel bernama serangan mendadak fajar menyingsing, mengindikasikan operasi yang berlangsung lebih lama daripada serangan bedah. Akan tetapi, para pejabat mesir mengatakan bahwa mereka telah diperingatkan terhadap serangan berskala kecil. Sejumlah besar pasukan dan pasukan pelindung dipindahkan ke perbatasan Gaza pada hari jumat sore.***

Editor: AS Rabasa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah